Dengan pakaian yang penuh bercak darah, ia kabur sambil membawa barang bukti linggis yang digunakan untuk menghabisi nyawa Diperum Nainggolan.
Baca: Diiringi Isak Tangis, Satu Keluarga yang Jadi Korban Pembunuhan di Bekasi Dimakamkan di Samosir
Mobilnya pun berhenti di Jembatan Tegal Danas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, pada Selasa subuh dan membuang linggis ke Kalimalang.
Setelah itu, sekira pukul 05.00 WIB, Haris sempat mendatangi klinik untuk mengobati luka di telunjuk tangannya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengungkapkan klinik tersebut letaknya berada di dekat kosan yang disewa Haris.
"Di dekat kos-kosannya di Cikarang sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Baca: Skenario Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Ketika ditanya perawat, HS mengaku luka ditelunjuknya akibat terjatuh tanpa menjelaskan secara rinci peristiwanya.
"Ditanya perawat mengaku ke perawat jatuh," jelas Argo.
Sewa Kosan
Pemilik rumah indekos di Cikarang menceritakan bagaimana terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi mengontrak dan menitipkan mobil.
Johan (53) pemilik rumah indekos Ameera di Desa Mekar Mukti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, menceritakan, pada hari peristiwa pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan, Haris datang ke kosannya sekira pukul 10.30 WIB.
Baca: Tetangga Ungkap Keganjilan, Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sempat Cekcok di Telepon
Saat itu, HS dilayani karyawan Johan menunjukan kamar yang akan disewanya.
"Setelah lihat-lihat lalu setuju dan bayar uang muka Rp 400.000. Seharusnya Rp 900.000," kata Johan, Kamis (15/11/2018).
Ia menjelaskan, terduga pelaku hanya sebentar saja berada dikontrakan usai membayarkan uang muka.
Lalu, ia menitipkan mobil Nisan X Trail warna silver nomor polisi B 1705 UOQ yang dibawanya dengan alasan akan mengambil baju dan barang-barangnya.