TRIBUNNEWS.COM - Alasan Anies Baswedan rombak pejabat DKI Jakarta secara besar-besaran.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik 1.125 pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta di lapangan Balai Kota, Senin (25/2/2019) kemarin.
Dari 1.125 jabatan administrator dan pengawasan yang dilantik, 15 pejabat pimpinan tinggi pratama.
Sementara administrator atau eselon III sebanyak 274 orang dan pengawas atau eselon IV sebanyak 836 orang.
Anies mengatakan, pelantikan secara besar-besaran itu dilakukan untuk menciptakan suasana baru di banyak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan unit kerja perangkat daerah (UKPD).
"Sekalian semuanya sehingga seluruh organisasi akan merasakan suasana yang baru karena yang dilakukan rotasi, mutasi, itu banyak, tadi 1.125 (pejabat)," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2019).
Menurut Anies, pelantikan kemarin merupakan salah satu perombakan terbesar yang pernah dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Bukan yang terbanyak, dulu pernah ada yang lebih besar lagi, tetapi ini salah satu yang terbesar. Biasanya kalau pergantian 300-an, 400, ini saya langsung sekalian. Harapannya membawa suasana baru di seluruh tempat," ucap Anies.
Baca: Anies Baswedan Rombak Ribuan Pejabat DKI, Ada yang Mengaku Tanpa Teguran hingga Alasan Anies
Tak lagi dilelang
Perombakan besar-besaran terakhir terjadi di era mantan Gubernur Joko Widodo.
Pada pertengahan 2013, Jokowi memelopori lelang jabatan untuk posisi 267 lurah dan 44 camat se-DKI Jakarta.
Perombakan itu disusul dengan lelang jabatan untuk ratusan posisi kepala sekolah dan kepala puskesmas.
Lelang jabatan kala itu digelar dengan mekanisme tes dan wawancara.
Kini, di masa Anies Baswedan, pergantian jabatan untuk eselon III dan IV dikembalikan ke Badan Pertimbangan Jabatan (Baperjab).
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Chaidir menjelaskan selama beberapa bulan terakhir, Baperjab yang diketuai Sekretaris Daerah Saefullah mengevaluasi dan menganalisis kinerja para eselon III dan IV.