TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Senior Golkar Erwin Ricardo Silalahi meminta aparat Kepolisian bertindak cepat, tegas dan tuntas dalam mengusut, mengungkap dan menangkap aktor intelektual di balik kampanye hitam yang merugikan paslon presiden dan wapres nomor 01.
Ajakan untuk tidak memilih Jokowi-Amin dengan cara-cara yang tidak bermartabat dan bertentangan dengan hukum, sebelumnya dilakukan oleh tiga orang emak di Karawang, Jawa Barat.
Erwin Ricardo mensinyalir gerakan yang menebar teror mental, menimbulkan keresahan dan ketakutan warga serta mengganggu sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah bentuk pergerakan kekuatan yang anti Pancasila yang bertujuan merongrong NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Gerakan ini makin massif dan sistematis jelang 1,5 bulan hari pencoblosan. Ini yang harus ditindak cepat dan tegas oleh Kepolisian karena juga sudah mulai dilakukan di wilayah Ibu Kota," ujar Erwin Ricardo yang juga Caleg DPR RI Dapil Jakarta Timur (Jakarta Timur) disela-sela temu warga di Cipinang Besar Selatan, Jumat (1/3/2019).
Baca: Presiden Jokowi: NU Terdepan Jaga Keutuhan NKRI
Kepada konstituen saat blusukan di Kecamatan Jatinegara yakni Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Cipinang Besar Utara, Cipinang Muara, Rawa Bunga, Erwin meminta warga untuk cerdas berpikir dan bertindak merespon upaya-upaya yang akan mencederai proses demokratisasi pemilu dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab.
"Saya berharap warga Jaktim cerdas memilih dan memilah informasi yang tidak merugikan paslon, khususnya Jokowi-Amin. Ini karena keduanya adalah pasangan pemimpin yang terbaik untuk negeri ini. Jadi tidak alasan untuk tidak memilih paslon nomor 01," jelasnya.
Jokowi selama 4 tahun memimpin negeri ini sudah banyak perubahan dan perkembangan yang siginifikan, mulai dari pembangunan fisik, berupa infrastruktur, prasarana-sarana, perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.
Erwin menegaskan memilih Jokowi adalah harga mati untuk memastikan kesinambungan dan kelangsungan bangsa Indonesia ke depan berdasarkan Pancasila.
Untuk itu dalam pemilu serentak untuk pertama kali dilaksanakan dalam sejarah politik nasional ini, Waketum Depinas SOKSI ini mengingatkan agar rakyat memilih calon-calon legislatif dan pemimpin nasional yang berkualitas.
"Memilih dan memastikan anggota parlemen yang bersih, berkualitas, berkarakter dan berintegritas diperlukan untuk mengawal kepemimpinan Jokowi-Amin pada 2019-2024 untuk menyelesaikan problematika bangsa ke depan yang makin berat dan kompleks. Tantangan ke depan, bukan hanya masalah ekonomi akibat dinamika global tetapi juga ancaman desintegrasi bangsa yang diakibatkan oleh pengaruh kekuatan negara-negara kapitalis yang ingin menguasai sumber daya alam (SDA) bangsa Indonesia," ungkap Erwin.
Elfrans Golkari selaku Wakil Ketua DPD Golkar DKI mengamini penegasan Erwin Ricardo bahwa pemilu bersih adalah komitmen pemerintah dan penyelenggara pemilu saat ini.
Dan itu dibuktikan dengan sudah dipidananya sekitar 50 caleg oleh karena pelanggaran pidana pemilu.
"Tentu dengan terlaksananya pemilu bersih maka nantinya akan terpilih anggota parlemen yang punya integritas, serta pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja dari lembaga legislatif tersebut,"ujar Elfrans yang juga Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) saat mendampingi Erwin blusukan hingga larut malam.
Sementara itu Suryadi, Pengurus Kelurahan Partai Golkar Cipinang Muara merespon secara positif blusukan Erwin Ricardo sebagai caleg dari Golkar yang terus membangun komunikasi dan silaturahmi ke akar rumput di wilayahnya.
'Ini sebagai bentuk konkret pengabdian kader Golkar dalam menjemput aspirasi di kelurahan Cipinang Besar Selatan sehingga saat nanti di parlemen tetap terjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif dengan konstituennya,' ucap Suryadi.
Eti Hermayati sebagai Koordinator Sahabat Erwin Kecamatan Jatinegara sangat antusias atas kehadiran Erwin Ricardo yang memiliki komitmen tinggi menjadi pemimpin yang terus hadir di tengah-tengah warga Jaktim.
Terlebih caleg DPR RI Jaktim nomor urut dua ini sudah 36 tahun berdomisili di Jaktim, sehingga tahu persis denyut nadi kehidupan dan aspirasi warga Jaktim.
"Selama ini kita diberi cek kosong oleh caleg saat pemilu tiba. Tapi ketika mereka sudah jadi sebagai wakil rakyat. Jangankan bersilaturahmi, kita kontak saja tidak bisa. Mereka hilang bagaikan di telan bumi. Ini juga karena anggota dewan yang sudh jadi tadi bukan warga kami dan tidak berdomisili di Jaktim.Sangat beda dengan Bang Erwin, "ungkap Eti yang diamini 50 emak-emak dan milenial ini.