TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan catatan terkait uji coba Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta jelang pengoperasiannya.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menyebutkan, catatan tersebut dibuatnya sejak dirinya memulai perjalanan dari Stasiun MRT Bundaran HI, Tanah Abang, Jakarta Pusat menuju Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca: Kesan Para Menteri Usai Diajak Jokowi Menjajal MRT
Dalam pengamatannya, infrastruktur MRT Jakarta, mulai dari bangunan stasiun, kabin kereta, pelayanan hingga kualitas selama perjalanan sangat baik.
Perjalanan pun dirasakan sangat mulus, terlebih ketika kereta hendak berhenti di sebanyak 13 stasiun, padahal diungkapkannya kereta melaju sangat cepat.
"Kereta tidak berisik dan kecepatan stabil, soal pengereman juga nyaman. Kereta berhenti di stasiun selama 30 detik dengan headway (waktu tempuh antara stasiun) sekitar lima menit, cepat,"ungkapnya dihubungi pada Rabu (20/3/2019).
Baca: Ramalan Zodiak Besok, Kamis 21 Maret 2019: Berpikir Dua Kali Sebelum Bertindak Taurus
Tidak hanya dari segi kenyamanan berkendara, Tulus menyoroti keamanan penumpang mulai dari ruang tunggu stasiun memasuki kabin kereta.
Dirinya mengapresiasi ruang tunggu di stasiun yang dilengkapi dengan pintu pembatas otomatis ketika penumpang masuk ataupun meninggalkan kereta.
Pintu tersebut katanya menambah faktor keamanan bagi penumpang, sehingga menghindari adanya kecelakaan penumpang yang tersenggol atau tertabrak MRT, atau bahkan untuk aksi bunuh diri layakmya di Jepang dan Korea pada beberapa waktu lalu.
Baca: Debat Soal Sedekah Putih dengan Adian Napitupulu, Gerakan Tangan Poyuono Buat Najwa Shihab Salfok
Walau begitu, Tulus menyebutkan terdapat sejumlah catatan jelang peresmian MRT fasilitas 1 yang rencananya akan resmi dioperasikan pada Minggu (24/03/2019) mendatang.
Catatan pertama menurutnya minimnya peringatan maupun tata tertib penumpang di stasiun dan kabin kereta.
Peringatan maupun tata tertib tersebut seperti, dilarang bersandar di depan pintu, dilarang makan dan minum di kereta atau ruang tunggu.
"Kekurangan juga soal informasi, baik dengan suara atau tulisan buka ketika buka-tutup pintu kereta. Padahal, informasi itu sangat penting sebagai persiapan penumpang, khususnya ketika kabin penuh sesak," jelas Tulus.
Baca: Bicarakan Sifat Negatif Luna Maya, Rey Utami dan Pablo Benua: Dia Harusnya Terima Kasih Sama Kita!
Catatat lainnya adalah soal kelengkapan kereta, seperti rak bagasi bagi penumpang, tidak adanya peta rute stasiun MRT, termasuk informasi jaringan angkutan umum pengumpan di masing-masing Stasiun MRT.
"Terkait rak, Humas MRT Jakarta bilang ruang pada rak bagasi akan dipakai untuk iklan, seharusnya iklan tidak boleh mengurangi kenyamanan konsumen. Sedangkan fungsi rute dan jaringan angkutan umum pengumpan bertujuan sebagai panduan penumpang ketika berpindah moda transportasi setelah turun dari MRT," jelasnya.
Terkait sejumlah catatan tersebut, YLKI berharap PT MRT Jakarta selaku pengelola melengkapi sejumlah kekurangan.
Baca: Jajal MRT Bersama Mufida Kalla, Iriana Jokowi: Mantap!
Sebab, informasi sebagai ajang edukatif kepada masyarakat guna mendorong kebiasaan masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum.
"Terpenting adalah DPRD DKI segera menuntaskan pembahasan tarif MRT, sehingga MRT dapat segera beroperasi. Catatan ini belum final, YLKI akan melakukan monitoring kembali untuk melihat kualitas pelayanan dan keandalan MRT Jakarta setelah sebulan beroperasi," tutupnya.
Penulis : Dwi Rizki
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Catatan YLKI Usai Uji Coba MRT Lebak Bulus-Bundaran HI