Pada hari pencoblosan itu, kondisi kesehatan Sony mulai menurun, dia sudah tidak sanggup lagi menuntaskan tugasnya.
"Pas hari pencoblosan Pak Sony udah enggak ikut, udah mulai ngedrop, mual, sama nafsu makannya menurun, dia cuma mantau aja, enggak ikut sampai full," paparnya.
Pada Senin, (22/4) bapak dua orang ini terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit UKI Cawang, Jakarta. Dokter di rumah sakit memberikan perawatan medis namun kondisi Sony belum juga membaik.
Selasa, (23/4), Sony dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 20.30 WIB akibat kelelahan dan sesak nafas akibat penyakit paru.
Tathie Wardianti, istri Sony mengatakan, selama ini, suaminya tidak pernah memiliki rawat penyakit apapun. Bahkan dia juga sering melakukan aktivitas olahraga untuk menjaga kesehatannya.
"Enggak ada (riwayat penyakit), cuma karena kemarin sudah kelelahan, drop, enggak mau makan, sesak nafas, dokter diagnosa kena paru," ungkapnya.
Baca: UPDATE : Petugas KPPS Meninggal Jumlahnya Bertambah Jadi 119 orang, dan 548 Petugas Sakit
Sony disemayamkan di TPA Pasar Kecapi hari ini, Rabu (24/4/2019).
Sekitar pukul 12.30 WIB, jenazahnya dibawa menggunakan ambulan dari rumah duka di Perumahan Komplek TVRI, RT08, RW18, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi.
Presiden: Mereka Pejuang Demokrasi
Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggalnya sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan juga petugas lainnya yang telah membantu terselenggaranya Pemilu 2019.
"Saya kemarin sudah menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas meninggalnya petugas-petugas KPPS, juga beberapa yang di luar KPPS," kata Presiden di sebuah rumah makan yang berada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam 22 April 2019.
"Saya kira beliau ini adalah pejuang demokrasi yang meninggal dalam tugasnya," ucap Kepala Negara.
Untuk itu, atas nama negara dan masyarakat, Presiden menyampaikan ucapan duka cita tersebut.
“Sekali lagi atas nama negara dan masyarakat saya mengucapkan duka yang sangat mendalam,” tutur Presiden.