TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga yang bermukim di RW 03 dan 04 Kelurahan Cipinang Melayu masih dihantui ancaman banjir.
Padahal, Kali Sunter yang disebut menjadi sumber banjir pernah dinormalisasi namun terkendala karena pembebasan lahan di tahun 2014.
Baca: Tim SAR Gelar Pencarian Korban Banjir dan Longsor di Bengkulu
Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman mengatakan warganya sudah mengajukan permohonan normalisasi dilanjutkan lewat Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang).
"Sudah diusulkan, itu kan berhenti proyeknya tahun 2014 terus belum lanjut lagi. Dari tahun 2014 normalisasi sudah diajukan lewat Musrenbang," kata Agus di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (1/5/2019).
Agus menuturkan warganya mengajukan permohonan normalisasi dilanjutkan karena terbukti efektif menuntaskan masalah banjir di wilayah Kelurahan Cipinang Melayu.
Sebelum normalisasi, dia menyebut ada tujuh RW yang terdampak banjir luapan Kali Sunter, kini hanya tersisa RW 03 dan RW 04 yang masih kebanjiran.
"Dulunya ada tujuh RW yang kebanjiran dampak luapan Kali Sunter, RW 10, RW 12, RW 11, RW 09, RW 05, 03, dan RW 04. Untuk yang lima RW sudah enggak kebanjiran karena sudah dinormalisasi," ujarnya.
Baca: Mantan Tentara yang Culik 6 Bocah Diringkus, Foto dan Video Penangkapannya Viral di FB
Lantaran bernasib sama, ketinggian air dan lama waktu surut saat Kali Sunter yang merupakan hilir dari Kali Cikeas dan Kali Cisadane di RW 03 dan RW 04 serupa.
Dini hari tadi, ketinggian air di dua RW tersebut sekitar 1,5 meter dan baru surut sekitar pukul 03.00 WIB sehingga memaksa empat warga mengungsi.
Baca: 13 Ribu Warga Terdampak Akibat Banjir dan Longsor yang Terjadi di Bengkulu
Menurutnya kedalaman Kali Sunter di wilayah yang belum dinormalisasi dengan yang sudah dinormalisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) berbeda.
"Khusus buat yang belum dinormalisasi sekitar dua meter setengah, kalau yang sudah dinormalisasi ada sekitar 3 meter," katanya.
Penulis : Bima Putra
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Warga Cipinang Melayu Sudah Ajukan Normalisasi Kali Sunter Sejak Tahun 2014