News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komitmen Forkom Fakultas Kedokteran PTS Jakarta Jadi Barometer FK Daerah

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Forkom Fakultas Kedokteran se-DKI Jakarta melakukan diskusi dan rapat perdana Kepengurusan Forkom yang diketuai dr Rika Yuliwulandari, PhD di Ruang Senat Universitas YARSI.

Menurutnya, akan menjadi penting dan berarti jika apa saja bisa dikerjasamakan secara bersama.

"Cukup banyak yang bisa dilakukan. Misal bagaimana semakin lama kita bisa diuntungkan oleh regulasi pemerintah. Justru tidak malah kita makin lama dipojokkan karena munculnya regulasi-regulasi baru. Bagaimana afirmasi dari pemerintah harus banyak berpihak kepada swasta karena swasta lebih struggle ketimbang negeri," katanya.

Seberapa jauh pemerintah memberikan afirmasi dalam bentuk hibah mutu atau hibah sarana dan prasarana perlu disuarakan berdasarkan evidence sesuai kebutuhan dan contoh perlakuan di regional dan internasional. Ini kita bisa bahas bersama.

"Bagaimana sikap kita agar upaya masing-masing FK ini betul-betul juga dihargai dalam penentuan sistem ujian. Tentu tidak harus sama. Tapi jangan sampai pula tidak ada afirmasi sedikit pun," urai mantan Wamen Mendiknas era Presiden SBY ini.

Menurutnya jika pemerintah ingin suatu benchmark mutu tertentu. Maka terhadap FK swasta yang belum memenuhi dan mencapai prosentase yang disyaratkan maka pemerintah harus bisa turun tangan dengan melakukan kerja sama FK swasta ini. Apa masalah yang terjadi?

"Disini kita dapat agregat, apa yg menurut Forkom perlu dibantu. Pemerintah jangan hanya menyalahkan saja. Itu saya kira peran-peran strategis yang bisa dilakukan bersama,"ujarnya.

Untuk akreditasi nasional dan intenasional pun, Forkom juga bisa bekerja sama untuk saling membantu. Misalnya dalam kerja sama capacity building para dosen dan mahasiswa, joint seminar internasional, membuka reviewer untuk sumbangan tulisan ilmiah bagi jurnal internasional.

"Begitu pun juga jika kita ingin membuat jurnal ada kawan yang secara sukarela bisa ikut mengisinya. Juga kerja sama pertukaran artikel. Daripada dikirim artikel ke tempat lain, lebih baik dikirim untuk mengisi jurnal yang kita bikin bersama terlebih dulu," katanya.

Fasli menegaskan kalau makin banyak yang dilakukan Forkom untuk anggotanya maka akan terasa bonding sebagai forum bersama yang dibutuhkan anggota dan bisa ikut berkontribusi sebagai role model kepada FK di regional lain meskipun misal hanya ada 2 atau 3 FK saja di daerah.

Tegasnya, jika mereka bisa bergabung bersama akan menjadi kekuatan dahsyat daripada berjalan sendiri-sendiri.

Ketua Yayasan YARSI Prof Jurnalis Uddin pada kesempatan itu juga mengatakan kabar baik bahwa Universitas YARSI akan menjadi host dalam International Conference on Bioinformatics 2019 (APBIONET) bersamaan dengan Southeast Asia Pharmacogenomics Research Network (SEAPharm) Meeting dan GOBLET Annual General Meeting yang akan dihelat bulan September ini.

"Perjuangan ini tidaklah mudah karena harus bersaing dengan negara lain. Namun berkat upaya dan meyakinkan secara keras, akhirnya panitia internasional menyetujui kita jadi host. Saya kira kawan-kawan di Forkom bisa memanfaatkan topik-topik lain untuk sama-sama diperjuangkan," ungkap Prof Jurnalis.

Pihaknya berharap dana hibah dari Kemristek Dikti bisa lebih sering didapatkan.

"Maunya kalau dana hibah bisa didapatkan secara rutin, paling tidak setiap bulan pun bisa terus digelar konferensi internasional. Maunya seperti itu. Tapi jika pun tidak harus rutin, paling tidak setahun 1 kali bahkan bisa dua atau tiga untuk tahun-tahun yang akan datang,"jelasnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini