TRIBUNNEWS,COM, DEPOK - Pelaku penganiayaan terhadap putri angkatnya, SA (10) berhasil ditangkap aparat kepolisian.
Wakapolresta Depok AKBP Arya Perdana mengatakan, pelaku diamankan setelah sempat melarikan diri bersama suaminya berinisial SMT (30) ke daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
Baca: SA Dianiaya Ibu Angkatnya Hingga Alami Luka Melepuh di Sekujur Tubuhnya
"Kami cek manifest busnya, dari sana kami tahu dia mau pulang. Langsung kita tangkap," kata Arya di Mapolresta Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, Jumat (31/5/2019).
Saat ditanya, N mengatakan dia sama sekali tidak berniat melakukan penganiayaan terhadap SA serta menganggap bocah 10 tahun itu seperti anak kandungnya sendiri.
Namun, N kerap mendapat desakan dari ibunya sendiri yang tidak suka atas kehadiran SA.
"Mama saya sering merongrong saya untuk mukul dia (SA), saya akui saya nyiram dia tapi enggak pakai air panas seperti yang dipikir orang-orang," kata N ketika ungkap kasus penganiayaan tersebut di Mapolresta Depok.
Menurut N, ibunya juga pernah mengadukan ketika SA menyipratkan air panas ke anak kandungnya, yang langsung membuat N emosi dan menganiaya SA.
N yang berprofesi sebagai pemandu karaoke mengatakan, ketika menganiaya SA, dia tengah dalam pengaruh minuman alkohol.
Bahkan, N menuturkan sebelumnya ia tidak pernah menganiaya SA, dan justru malah suami N yang kerap menganiaya SA.
Baca: Apa Kata Moeldoko dan Wiranto soal Mencuatnya Kembali Isu Referendum di Aceh?
"Yang sering mukul malah ayahnya (suami N), bukan saya. Saya tahu saya salah, saya khilaf saya minta maaf," ucap N.
Saat ini, N pun sudah mendekap dibalik jeruji besi ruang tahanan Mapolresta Depok guna pemeriksaan lebih lanjut, dan terancam dijerat Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Bocah Dianiaya
SA, bocah berusia 10 tahun diduga menjadi korban penganiayaan oleh ibu angkatnya, Cantika alias Tika (22).
Kapolsek Limo, Komisaris Muhammad Iskandar, membenarkan peristiwa tersebut.
Baca: Polisi Ringkus Empat Pelaku Begal yang Aksinya Sempat Viral di Media Sosial
Dikutip dari Warta Kota, Iskandar menyampaikan, hingga kini polisi masih mencari keberadaan Cantika, yang sehari-hari bekerja di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
"Dugaannya pelaku tunggal, yakni ibu angkatnya yang sampai sekarang masih dicari petugas. Sedangkan korban masih dirawat di rumah sakit diduga akibat disiram air panas," kata Iskandar kepada wartawan, Selasa (28/5/2019) petang.
Dia menyampaikan, dari keterangan sejumlah saksi, SA awalnya diangkat menjadi anak oleh Cantika dan suaminya serta dijanjikan akan diperlakukan seperti anak sendiri.
Nyatanya, SA yang sudah yatim piatu itu justru diperlakukan seperti pembantu.
Apalagi ketika SA diangkat jadi anak, Cantika dan suaminya memiliki anak berusia dua bulan, yang harus dijaga oleh SA.
Bahkan, dia membenarkan SA kerap dijadikan sasaran pelampiasan saat Cantika dan suaminya bertengkar.
Diungkapkan Iskandar, peristiwa dugaan penyiraman air panas ke tubuh korban terjadi pada Jumat (24/5/2019).
Perwira Humas Polresta Depok,Iptu I Made Budi,menyampaikan, kasus penganiayaan sadis itu dilaporkan warga ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok, Senin (28/5/2019).
Baca: 2 Kali Mangkir, Dua Pelaku Penganiayaan Anak SMA di Medan Bakal Dijemput Paksa
Menurut Made, petugas masih mencari keberadaan Cantika untuk dimintai keterangan seputar luka-luka yang dialami anak angkatnya.
"Sampai saat ini anggota Unit PPA Polresta Depok masih menyelidiki kasus ini, termasuk mencari keberadaan pelaku yang diduga merupakan ibu angkatnya sendiri," kata Made.
Korban Dirawat di Rumah Sakit
Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa SA (10), yang ditemukan dalam kondisi tubuh penuh luka di Gang Haji Limun RT 01 RW 02, Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok, sudah dilaporkan warga ke Polsek Limo, Senin (27/5/2019) malam.
Anggar Asmaul Alfia (19), salah satu saksi kejadian, mengatakan, pada Senin malam sejumlah polisi sudah mendatangi lokasi untuk menunggu kedatangan Cantika alias Tika (22), ibu angkat korban yang diduga bertanggung jawab atas luka melepuh di sekujur tubuh korban.
Baca: YLBHI Catat Ada 20 Kasus Kekerasan Kepada Jurnalis dalam Kerusuhan 21-22 Mei 2019
"Kemarin malam polisi sudah datang ke rumah dan diam di rumah pelaku buat nunggu pelaku, karena ternyata di rumahnya itu cuma ada mamahnya si Cantika ini, dia lagi gendong anaknya Cantika di depan gang," kata Anggar kepada Warta Kota, Selasa (28/5/2019).
Malam itu, nenek angkat Tika itu sempat hanya berdiri di depan gang, karena takut oleh keberadaan polisi di rumahnya.
Dia baru kembali ke rumahnya setelah dibujuk warga.
"Setelah diiming-imingi baru dia pulang, lalu disuruh bikinin kopi buat polisi sama mamang saya," kata Anggar.
Lama ditunggu polisi, ternyata Tika tak kunjung muncul.
Setelah itu, Anggar tak tahu lagi karena dia pulang ke rumah saat malam makin larut.
SA sejak Senin malam, dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan, karena kondisi lukanya yang memprihatinkan.
"Pagi ini saya baru ke rumah sakit, saya dampingin SA, dan dia lagi berbaring sendirian gitu. Dia kan enggak punya keluarga kandung," kata Anggar.
Baca: KPAI Dalami Dugaan Keterlibatan Guru Ngaji Ajak Anak-anak Ikut Aksi 22 Mei
Karena tak memiliki keluarga kandung, di RSUP Fatmawati SA hanya dijaga dan didampingi oleh tetangga dan warga sekitar yang peduli dengan keadaan SA.
"Ada tante Isni sama saudara-saudara tetangga saya juga di situ ngurus," kata Anggar.
Korban Disiram Air Panas
Kasus penganiayaan yang dialami gadis cilik berinisial SA (10) diduga sudah terjadi secara berulang.
Seperti diungkapkan Anggar Asmaul Alfia (19), tetangga korban yang menyebarkan peristiwa itu melalui akun media sosial Instagram-nya, SA kerap kali jadi sasaran pelampiasan bila Cantika alias Tika (22), ibu angkat SA yang diduga pelaku utama, bertengkar dengan suaminya.
"Jadi sebelumnya itu memang pernah juga dilihat sama tetangga, kalau si Cantika ini berantem dengan lakinya, si SA sering jadi pelampiasan," ujar Anggar saat berbincang dengan Warta Kota, Selasa (28/5/2019).
Seperti diberitakan sebelumnya, Caca ditemukan warga dalam kondisi tubuh penuh luka mirip siraman air panas di kediaman nenek angkatnya, Gang Haji Limun RT 01 RW 02 Kelurahan Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Senin (27/5/2019) siang.
Menurut Anggar, SA pernah mengaku, bila dia punya salah sedikit saja, pasti akan berujung pada penganiayaan.
"Ditanya dong sama temen saya, biasanya dipukul pakai apa. Kadang pake power bank, kadang gagang jemuran, dan terakhir ini disiram air panas," bilang Anggar, menirukan ucapan SA.
Masih menurut Anggar, hingga kini keberadaan Cantika sendiri masih gelap.
Saat polisi mendatangi lokasi kejadian, Senin malam, Cantika tidak menampakkan batang hidungnya.
"Si Cantika kita enggak tahu keberadaannya, mungkin kabur kali. Karena semalem ada tetangga yang bilang, 'udah kabur noh'. Mungkin dikasih tahu mamanya kalau ada polisi, jadi dia kabur," katanya.
Hingga Selasa malam, kondisi rumah tempat SA ditemukan penuh luka, sepi. Selasa pagi, tetangga sempat memergoki ibu Cantika keluar rumah dan setelahnya dia menghilang.
"Tadi pagi ibunya itu bilang mau beli telor, tapi bilangnya mau belinya di pasar. Padahal di sini banyak toko sembako. Dan sampai sekarang ibunya itu enggak kelihatan lagi," ucap Anggar.
Penulis : Dwi putra kesuma
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul :Aniaya Anak Angkat, Pemandu Karaoke di Depok Sempat Kabur Bareng Suami ke Gunung Kidul