TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Foto yang menggambarkan adanya pemisahan tangga antara murid laki-laki dan perempuan di SMPN 44 Jakarta Timur menjadi viral di media sosial setelah diunggah akun Twitter @BUKANdigembok, Rabu (26/6/2019).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 44 Hoensen Simanjuntak mengatakan, tangga murid laki-laki dan perempuan dipisah supaya tidak membatalkan wudu murid yang ingin mendirikan salat.
"Ketika wudu selesai, biasa anak SMP suka iseng, karena suka iseng, kami arahkan pergerakan setelah wudu. Jadi kami tempel (poster pengumuman) itu, anak itu mengikuti," kata Hoensen kepada Kompas.com, Kamis (27/6/2019) siang.
Baca: Sering Bertengkar Mulut, Anak Tiri Akhirnya Nekat Bakar Hidup-hidup Ibunya
Hoensen mengatakan, sebagian murid SMPN 44 ada yang harus berwudu di lantai 1 karena tempat wudu di lantai 2 tidak mencukupi bagi seluruh murid.
Apabila murid laki-laki dan perempuan digabung dalam satu tangga, maka ada kemungkinan mereka bersentuhan kulit dan membatalkan wudu.
Apalagi, ada sejumlah murid yang iseng menyentuh kulit temannya yang berbeda jenis kelamin untuk membatalkan wudu.
"Start awalnya tidak ada niatan untuk membedakan gender antara laki-laki dan perempuan, itu saya guarantee. Jadi kalau ada yang bilang macan-macam, itu hoaks," ujarnya.
Hoensen menambahkan, tidak ada peraturan yang mewajibkan murid harus menaiki tangga sesuai jenis kelamin.
Namun, ia tidak memungkiri bila akhirnya para murid menggunakan tangga sesuai jenis kelamin secara alamiah.
"Start-nya untuk wudu itu, tetapi secara otomatis anak jadi mengikuti, tetapi ada juga yang gabung. Tidak ada aturan yang saklek laki-laki di sini, perempuan di sini, itu tidak ada," kata Hoensen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan SMPN 44 Pisahkan Tangga Laki-laki dan Perempuan",
Penulis : Ardito Ramadhan