News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puluhan Warga Demo di Depan Istana, Tuntut Ganti Rugi Lahan Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi demo di depan Istana Presiden yang dilalukan oleh puluhan warga Tanah Galian, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2019)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan warga dari Tanah Galian, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur berkumpul di seberang Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, untuk menyuarakan aspirasi mereka, Rabu (24/7/2019).

Mereka menuntut keadilan soal ganti rugi pembebasan lahan terdampak proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca: Sekolahnya Tergusur Proyek Kereta Cepat, Seperti Ini Nasib Siswa-siswinya

Pasalnya, warga kecewa lantaran tidak pernah diajak bermusyawarah oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) selaku pelaksana proyek dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) soal nilai ganti rugi.

"Jadi mereka pernah berjanji kepada kami bahwa kami bisa pindah dari sana dengan senyum, beli rumah pasti bisa, dan tidak ada kekurangan apapun," ucap Boksan Hutajulu, koordinator aksi, Rabu (24/7/2019).

Aksi demo di depan Istana Presiden yang dilalukan oleh puluhan warga Tanah Galian, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Namun, janji tersebut ternyata tidak ditepati oleh PT PSBI dan BPN, dimana melalui tim appraisal atau penafsir harga, mereka telah menentukan nilai ganti rugi yang tidak sesuai dengan keinginan warga.

"Bulan Mei kemarin kami diundang oleh PSBI untuk mengetahui nilai ini dari tim appraisal. Awalnya kami senang, tapi ternyata disana haraganya tidak sesuai," ujarnya.

Ia menjelaskan, harga tersebut tidak sesuai lantaran tim appraisal hanya memperhitungan nilai bangunan saja.

Sedangkan, harga tanah yang dimiliki oleh warga tidak diperhitungan oleh tim tersebut.

"Contohnya, bangunan seluas 120 meter persegi hanya dibayar oleh mereka sebesar Rp 68 juta saja," kata dia.

Boksan pun menyebut, sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) di lokasi tersebut terancam tidak memiliki tempat tinggal lantaran tidak memiliki uang untuk membeli rumah baru.

"Warga enggak tahu mau gimana lagi, mau pindah juga enggak bisa karena enggak bisa beli rumah dengan harga itu," kata Boksan.

Bahkan, ia pun mengatakan, beberapa orang warga mendapat intimidasi sehingga terpaksa menyepakati nilai ganti rugi yang diajukan.

"Jadi satu per satu di telepon, ditanya apakah menyetujui harga yang diberikan atau tidak. Bila menerima bisa langsung diambil di kantor dan kalau menolak silahkan ambil ke pengadilan," ucapnya.

• VIDEO Safari Kampanye Gemarikan di Koja Jakarta Utara

• Maju Pilkada Tangsel, Nur Azizah Tak Cukup Hanya Modal Nama Besar Maruf Amin dan Sentimen Kedaerahan

"Warga yang enggak tahu hukum pun akhirnya terpaksa menerima," tambahnya.

Medapat perlakuan tersebut, warga yang resah pun langsung menggelar orasi di depan Istana Presiden untuk mengadukan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami menuntut kepada Presiden RI bahwa warga Tanah Galian minta ldbih dihargai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab karena sekian hektar lahan kami akan dipakai tapi penbayarannya tidak sesuai keinginan kami," ujarnya.

Penulis : Dionisius Arya Bima Suci

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Warga Tanah Galian Demo di Istana Presiden Tuntut Ganti Rugi Lahan Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini