"Supaya pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Itu juga bentuk pembinaan yang mau disampaikan Bripka Rachmat Effendy," terang Sumardji.
Namun sayangnya, kata Sumardji, Brigadir Rangga Tianto tidak memahami hal itu dan tersulut emosi.
Apalagi, Brigadir Rangga Tianto merasa dan menilai penolakan Bripka Rachmat Effendy untuk mengembalikan FZ ke keluarga, disampaikan dengan nada tinggi atau nada bicara keras.
Baca: 6 Fakta Polisi Tembak Polisi, Bripka Rahmat Efendy Meregang Nyawa Setelah Ditembak 7 Kali!
Sehingga, akhirnya Brigadir Rangga Tianto memberondong Bripka Rachmat Effendy dengan tujuh tembakan hingga tewas di lokasi kejadian.
"Karenanya di balik peristiwa ini, sebenarnya ada tujuan dan maksud yang baik dari Bripka Rachmat Effendy," ucap Sumardji.
Firasat Istri
Sumardji menuturkan, ternyata ada firasat cukup kuat yang dirasakan istri korban, sebelum suaminya meninggal.
Sang istri sempat mengingatkan dan meminta Bripka Rachmat Effendy, agar malam itu tak keluar rumah seperti biasanya, sehabis pulang bekerja.
Baca: Sebelum Bripka Rachmat Effendy Ditembak 7 Kali oleh Sesama Polisi, Istri Rasakan Firasat Tak Enak
Sebagai Ketua Pokdarkamtibmas di wilayahnya, Bripka Rachmat Effendy memang cukup aktif menyempatkan waktu memantau situasi wilayahnya di malam hari.
Sumardji mengaku telah menemui istri dan keluarga Bripka Rachmat Effendy di rumahnya di Tapos, Depok, untuk menyampaikan belasungkawa, pada Jumat (26/7/2019) pagi.
Dalam kesempatan itu, kata Sumardji, istri Bripka Rachmat Effendy menceritakan kepadanya soal firasat itu.
Menurutnya, sang istri mengaku memiliki perasaan tak enak, saat Bripka Rachmat Effendy hendak keluar rumah pada Kamis malam.
Saat itu Rachmat Effendy menindaklanjuti laporan warga mengenai adanya tawuran di Lapangan Sanca, Tapos, Depok.
Ia kemudian berupaya membubarkan tawuran itu, Kamis malam.
"Istrinya sempat melarang Bripka Rachmat Effendy keluar rumah. Karena perasaannya enggak enak, seperti firasat."
"Makanya istrinya minta Bripka Rachmat Effendy tak usah dulu ikut membubarkan tawuran pemuda," beber Sumardji.
Baca: KPK Beberkan Kronologi OTT Terhadap Bupati Kudus
Namun, kata Sumardji, sebagai Ketua Pokdarkamtibmas dan keinginan Bripka Rachmat Effendy yang selalu ingin berbuat sesuatu untuk warga, permintaan istrinya tak diindahkan.
Hingga akhirnya Bripka Rachmat Effendy ditembak Brigadir Rangga Tianto karena cekcok terkait diamankannya satu pelaku tawuran, Yakni FZ.
Posting Foto