Alumnus Pendidikan Kimia UPI ini mengaku sejak awal Enzo masuk asrama sudah mengungkapkan keinginannya menjadi TNI.
Ada kata-kata Enzo yang membuat Deden takjub dengan pemuda yang hobi atletik dan renang ini.
"Pak, mohon doanya. Saya ingin menjadi prajurit yang soleh," ungkap Enzo seperti ditirukan oleh Deden.
"Bapak doakan Enzo lulus masuk Akmil," jawab Deden meyakinkan siswanya itu.
Hal itu disampaikan ketika Enzo masuk pertengahan semester kelas satu.
Deden menjadi guru kimia Enzo saat duduk di kelas satu dan dua. Sekali dua kali bertemu di masjid, Enzo menyampaikan keinginannya tersebut kepada Deden.
Doa yang diminta Enzo kemudian Deden sampaikan saat rapat dengan guru-guru SMA PU Al Bayan lainnya.
"Saya sampaikan di rapat saat briefing, 'tolong Enzo punya cita-cita jadi prajurit yang soleh ke guru-guru. Sebagian mereka menangis," ungkap Deden.
Awal masuk, Enzo masih terkendala dengan bahasa Indonesia. Namun ia pantang menyerah dengan keadaan.
"Ketika belajar kimia karena sulit bahasa Indonesia, dia tidak mudah menyeragh. Paling punya prinsip."
"Misalnya, ketika punya tekad untuk masuk Akmil, dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia rutin push up dan bicara sama saya. Kemudian lari dan jogging sendiri."
"Beberapa anak mungkin sore istirahat tapi Enzo punya prinsip mengejar cita-citanya. Kelas satu sudah seperti itu," ungkap Deden.
Sosok Enzo di mata Deden bukanlah anak yang neko-neko. Berdasarkan buku catatan pelanggaran siswa, nama Enzo hampir tidak. Justru yang ada malah prestasinya.
Di antara teman-temannya, Enzo pun dikenal sebagai pribadi yang supel terbukti dapat bersosialisasi dengan bagus dan diandalkan di bidang olahraga.