Lebih penting, kata Martin Pistagnesi, ia melakukannya untuk membantu pihak panitia dalam membagikan daging ke orang yang layak dibantu.
"Saya melakukan ini bukan karena ingin diakui, diterima. Atau orang-orang jadi banyak yang suka karena saya bule. Saya bantu karena ingin berbagi," akunya.
Dalam sudut pandangnya, warga di lingkungannya memiliki karakter terbuka secara pikiran.
"Di cluster ini, orang-orang tersenyum dan baik kepada saya. Mereka memiliki pemikiran terbuka. Saya mudah berbaur dengan mereka," ungkapnya.
Nyaman Tinggal di Depok
Martin Pistagnesi merasa nyaman tinggal di Depok, Jawa Barat.
Ia tak ingin tinggal di Kanada karena kebiasaan yang jauh berbeda ketimbang di Depok.
Ibarat alon-alon asal Kelakon, menurutnya, hidup di Depok lebih tenang dan perlahan dan tak dituntut serba cepat.
"Di Kanada enggak bisa hidup berlangsung cepat. Saya ingin enjoy padahal," tambahnya.
• Hari Tasyrik Sampai Tanggal 13 Dzulhijjah, Diharamkan Berpuasa: Ini Amalan yang Dapat Dilakukan
• Ramalan Zodiak Hari Ini, Selasa 13 Agustusn 2019: Kejutan untuk Pisces, Virgo Atasan Senang Dengamu!
Dulu, Martin Pistagnesi sempat berkunjung ke beberapa Negara di Asia. Namun, tak ada yang senyaman di Indonesia.
"Saya bisa ngobrol dengan siapa saja. Halo mister, semuanya menyapa saya begitu," ujarnya sambil menirukan orang Indonesia.
Akan tetapi, Martin Pistagnesi mengaku belum memiliki pekerjaan di Depok lantaran ia tak mempunyai surat izin kerja.
Seandainya, ada akses untuk bekerja dan tersedia izin bekerja, ia akan memanfaatkan peluang itu.
"Di sini saya kerjakan apa yang saya bisa. Seperti membantu membetulkan mesin kendaraan," ujarnya.