News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerindra DKI Minta Penjelasan Anies, Cara Pemprov DKI Cari Untung dari Event Balap Formula E

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan (tengah) saat bersama Alejandro Agag (kiri) dan juga Alberto Longo di Formula E New York

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat menyebut penyelenggaraan event balap Formula E diperkirakan akan bisa meraup keuntungan Rp 1,2 triliun.

Namun pernyataan Anies tersebut dipertanyakan oleh anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Dwi Ratna.

Dwi menyampaikannya saat membacakan pandangan Partai Gerindra dalam rapat paripurna DPRD DKI tentang perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD-P) tahun 2019.

Gerindra meminta Anies menjelaskan dengan rinci strategi apa yang ia gunakan hingga bisa meraup keuntungan sebesar itu. Apalagi katanya, dia bakal libatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Kami memohon penjelasan kepada Saudara Gubernur mengenai event tersebut akan mampu menggerakkan perekonomian, apakah telah disiapkan formulasinya untuk melibatkan UMKM yang sebesar-besarnya di wilayah DKI Jakarta?," tanya Dwi di ruang rapat paripurna DPRD DKI, Senin (19/8/2019).

Menjawab pertanyaan tersebut, dalam kesempatan terpisah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa proyeksi keuntungan perhelatan event balap Formula E, datang dari berbagai macam sektor, semisal perhotelan, kuliner, hingga side event dan pre-event.

Baca: Gubernur Lukas Enembe: Kenapa Tak Terjunkan Banser untuk Bela Mahasiswa Papua yang Dipersekusi

Bahkan penyelenggaraan side event dan pre-event Formula E disebut bakal menghasilkan pundi-pundi keuntungan yang lebih banyak dari sektor lainnya.

Baca: Siapa Pihak yang Dimaksud Kapolri Memobilisasi Massa Saat Rusuh di Kota Manokwari?

"(Keuntungannya) mulai dari perhotelan, kuliner, sampai juga side event. Banyak sekali side event yang dihasilkan, termasuk juga pre event. Kita bisa menyaksikan itu juga dari beberapa tempat lain yang menyelenggarakan kegiatan yang sama," tutur Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).

Tapi bila dibandingkan, proyeksi keuntungan Formula E yang cuma Rp1,2 triliun, berada di bawah biaya anggaran yang harus dikeluarkan, senilai Rp1,6 triliun.

Baca: Pria Ini Pingsan dan Meninggal Dunia Usai Bertengkar dan Mengejar Pacarnya yang Kabur

Rincian biaya yang harus dikeluarkan diantaranya, Rp360 miliar untuk commitment fee ke federasi Formula E.

Lalu Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) DKI ajukan penambahan kisaran batas tertinggi (pagu) anggaran sekitar Rp934 miliar dalam rapat Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

Rinciannya 22 juta poundsterling untuk biaya penyelenggaraan, dan 35 juta euro sebagai biaya asuransi.

Bila dikonversi ke rupiah (1 poundstreling Rp 17.205) maka 22 juta poundsterling bernilai Rp 378,46 miliar. Sedangkan 35 juta euro (1 euro Rp 15.892) sebesar Rp 556,22 miliar. Jika di total menjadi Rp 934 miliar

Kemudian, BUMD DKI, Jakpro juga ikut ajukan pengadaan dana berupa penyertaan modal daerah sebesar Rp305,2 miliar, dari APBD DKI 2020.

Namun Anies tak melihat selisih biaya antara yang dikeluarkan dengan yang didapat. Sebab keuntungan dari penyelenggaraan Formula E bukan cuma berasal dari nominal saja.

Melainkan juga sebagai ajang promosi Indonesia di kancah global. Kesempatan lebih memperkenalkan Indonesia di mata dunia.

"Itu semua dilakukan karena ada manfaat tangible dan non tangible. Ketika kita menjadi tuan rumah Asian Games, kita melakukan pembangunan yang banyak. Kita juga mengeluarkan biaya yang cukup besar, dan efek dari posisi Indonesia di dunia internasional yang sifatnya nontangible juga terlihat besar," tutur Anies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini