“Peran keluarga sangat penting dalam mengatasi ataupun menyelesaikan permasalahan radikalisme ini. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, tapi kita adalah orang tua. Ibu serta bapaknya adalah yang paling berperan besar dalam melindungi anaknya dari bahaya paham radikal terorisme,” tutur Winny Budi Maryoto, SE usai mendengarkan paparan Kepala BNPT.
Lebih lanjut istri dari Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Pol. Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si, ini menjelaskan bahwa setiap tahun Bhayangkari Polri selalu menggelkar ceramah mengenai Anti Radikalsisme sebagai upaya untuk melindungi anggotanya dari penyebaran paham radikal tersebut
“Dan tentunya ceramah dari bapak Kepala BNPT ini sangat pentimg sekali. Karena kalau berbicara mengenai radikalisme ini bukan hanya berbicara mengenai generasi penerus bangsa saja. Karena dari beberapa kejadian yang telah terjadi misalkan bom di Surabaya tahun lalu itu melibatkan satu keluarga yakni bapak, ibu serta anak-anaknya,” jelas wanita kelahiran Jember, 31 Mei 1985 ini.
Wanita yang juga mantan presenter berita di salah satu stasiun TV swasta ini pun merasa bersyukur dan berterima kasih bahwa Kepala BNPT telah menjelaskan secara detail mengenai pola-pola terselubung yang dilakukan kelompok radikal terorisme dalam merekrut anggotamya terutama kepada anak-anak dan juga menjelaskan upaya mencegah itu semua agar tidak semakin menyebar ke lingkungan keluarga besar Bhayangkari.
“Apa yang telah disampaikan Kepala BNPT tentu bisa diaplikasikan. Kita sebagai istri anggota Polri akan mendukung apapun kebijakan dari Polri terutama hal-hal yang menyangkut mengenai radikal radikalisme seperti itu. Kami merupakan ganda terdepan juga untuk memerangi gerakan anti radikal tersebut yang melalui kegiatan ceramah-ceramah seperti ini,” urainya.
Acara Talk Show mengenai Bahaya Radikalsime ini dihadiri oleh Ny. Tri Tito Karnavian, Ny. Putri Ari Dono, Ny. Winny Agung Budi Maryoto, Ny Nera Eko Indra Heri. Narasumber lain yang turut hadir dalam talk Show tersebut yakni Yenny Wahid selaku Direktur Wahid Foundation dan Arie Luthfi Lubihanto selaku psikolog