Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan pelajar rusuh di sekitar gedung DPR RI, Rabu (25/9/2019). Mereka diamankan pihak berwajib di markas Polda Metro Jaya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ‎atau akrab disapa Kak Seto, mengunjungi Polda Metro Jaya. Tujuannya memastikan para pelajar mendapat perlakuan baik.
Menurut Kak Seto, saat ini kepolisian masih melakukan pendataan pada para pelajar. Dia meminta kepolisian memproses para pelajar dengan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Baca: Polisi Geledah Kontrakan Terduga Teroris di Cimahi,Warga Tidak Mengenal Terduga
Baca: Jokowi Diminta Segera Bersikap Terkait Demo Mahasiswa, Sikap Aparat Kepolisian Jadi Sorotan
Baca: Menteri Yasonna Beberkan Alasan Pemerintah Lakukan Revisi KUHP
"Banyak anak-anak masih dibawah 18 tahun yang ditangkap karena terlibat dalam aksi demo. Kami mohon tetap perlakukan anak mengacu pada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak kalau memang ada diversi. Mereka harus tetap ditempatkan di tempat yang layak," ujar Kak Seto di Polda Metro.
Tidak hanya itu, Kak Seto juga ingin bicara langsung dengan para pelajar terkait motif mereka mengikuti aksi unjuk rasa. Kak Seto ingin memastikan mereka tidak digerakkan oleh oknum tertentu.
Baca: Soal Lamaran Vicky Prasetyo, Sahila Hisyam: Enggak Perlu Dibahas, Semua Sudah Selesai
"Kami hanya ingin tahu motivasi dari mereka. Apakah ada yang menggerakkan. Jangan sampai mereka dieksploitasi untuk kepentingan politis," tegas Kak Seto.
Diketahui kepolisian sempat melakukan sweeping dan mengamankan ratusan pelajar berseragam SMA putih abu-abu dan pramuka karena tidak memiliki izin melakukan unjuk rasa dari kepolisian.
Kini ratusan pelajar itu masih berada di Gedung Sabhara Polda Metro Jaya.
Sementara itu, aksi pelajar lainnya yang berseragam pramuka, SMK dan STM juga ricuh karena menyerang aparat kepolisian yang tengah menjaga gedung DPR RI.
Massa dari kalangan pelajar ini melempari batu ke arah aparat yang tengah bertugas di pintu belakang DPR. Tidak hanya itu, mereka juga meneriaki para polisi hingga membakar sepeda motor.
Untuk meredam aksi para pelajar, polisi harus mengeluarkan tembakan gas air mata. Akibatnya, para pelajar lari kocar kacir menyelamatkan diri ke arah Pasar Palmerah dan Jalan Tentara Pelajar.