Duduk Perkara Temuan Batu dan Bensin di Ambulans Pemprov DKI Jakarta, Polisi Beri Klarifikasi
TRIBUNNEWS.COM - Ambulans milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diamankan polisi karena diduga membawa batu dan bensin.
Polisi mengamankan ambulans saat ambulans itu berada di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (26/9/2019) dini hari.
Temuan batu dan bensin ini diduga terkait dengan aksi demonstrasi yang terjadi.
Belakangan, kepolisian memberi klarifikasi bahwa batu dan bensin dalam ambulans merupakan milik demonstrans yang berlindung.
Berikut duduk perkara kabar ambulans milik Pemprov DKI Jakarta membawa batu dan bensin:
1. Berawal dari Postingan Akun Twitter TMC Polda Metro Jaya
Kabar temuan ambulans diduga membawa batu dan bensin bermula dari cuitan akun Twitter resmi TMC Polda Metro.
Dalam postingannya, akun tersebut mengunggah video polisi yang mengamankan beberapa ambulans.
"02.15 Polri amankan 5 kendaraan ambulan, milik Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di dekat Gardu Tol Pejompongan Jl Gatot Subroto," demikian keterangan yang ditulis untuk melengkapi video yang diunggah.
Baca: Polisi Pergoki 5 Ambulans Pemprov DKI Jakarta Dipakai Angkut Bensin & Batu saat Kerusuhan di DPR
Pantauan Tribunnews.com, postingan tersebut kemudian dihapus.
Namun, video serupa masih ada di akun Instagram resmi, @tmcpoldametro.
Dalam video, terlihat detik-detik petugas mengamankan ambulans tersebut.
Bahkan sempat terdengar teriakan "Ampun Pak, ampun Pak" saat kamera diarahkan menyorot wajah orang yang diduga membawa batu.
2. Polri Benarkan Kabar Ambulans Ditahan
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono memastikan kabar mobil ambulans berlogo Pemprov DKI diamankan, Kamis (26/9/2019) pagi.
Mobil ambulans dengan tulisan Puskesmas Pademangan itu diamankan karena mengangkut batu dan bensin saat terjadi aksi kerusuhan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Bensin itu diduga akan digunakan sebagai bahan untuk membuat bom molotov saat kerusuhan.
Baca: Anies Sebut Hanya 1 Ambulans Milik Pemprov DKI yang Diamankan Polisi
Argo menyebutkan, mobil ambulans itu diamankan pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.14 WIB di dekat Gardu Tol Pejompongan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
"Ya benar (ada ambulans milik Pemprov DKI)," kata Argo, dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan informasi dari akun Instagram @TMCPoldaMetro, mobil ambulans tersebut diduga mengangkut batu dan bensin untuk bahan bom molotov.
Argo mengatakan, saat ini polisi telah membawa mobil ambulans itu ke Polda Metro Jaya.
"(Mobil ambulans beserta sopir) diamankan di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan," ujar Argo.
3. Pemprov DKI Jakarta Akui Ada Ambulansnya yang Ditahan Polisi
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko membenarkan ambulans berlogo Pemprov DKI Jakarta untuk Puskemas Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, ditahan polisi.
Sigit menyatakan telah menerima laporan soal ditahannya ambulans tersebut.
"Sudah (dapat laporan). Saya juga sudah koordinasi ke Kapolres (Jakarta Utara) juga," kata Sigit saat dihubungi, Kamis (26/9/2019).
Sigit enggan menjawab saat ditanya apakah ambulans itu memang membawa batu dan bensin yang diduga untuk bahan bom molotov seperti yang disebutkan polisi.
Baca: Wali Kota Jakarta Utara Benarkan Ambulans Pemprov DKI Ditahan Polisi
Dia menyerahkan penahanan ambulans itu kepada pihak kepolisian.
" Ambulans Puskesmas) Pademangan. Ini kan sudah masuk ranah teman-teman kepolisian ya."
"Saya bersama Dinas Kesehatan support apa langkah kepolisian, pendampingan terhadap teman-teman juga kami sudah disiapkan," ujar Sigit.
4. Anies Klarifikasi Kepemilikan Ambulans yang Ditahan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyatakan, hanya satu ambulans milik Pemprov DKI Jakarta yang ditahan polisi.
Dia menyebutkan, empat ambulans lain yang ditahan polisi milik Palang Merah Indonesia (PMI).
"Satu (ambulans) milik Pemprov, empat milik PMI. Jadi bukan lima-limanya milik Pemprov DKI," kata Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis siang.
Anies meminta semua pihak tidak buru-buru membuat kesimpulan soal ambulans milik Pemprov DKI yang ditahan polisi tersebut.
"Saat ini jangan buru-buru menyimpulkan. Saat ini kami tunggu dulu sampai semua informasi lengkap," kata dia.
Anies mengemukakan, ada tiga petugas yang berada di ambulans yang diamankan polisi, yakni 1 dokter, 1 tenaga paramedis, dan 1 sopir.
Ketiganya saat ini masih berada di Mapolda Metro Jaya.
"Semua petugas kami yang bertugas di mana pun, bertugas di Jakarta, bertugas di Jambi, bertugas di mana pun, akan kami dampingi secara hukum."
"Jadi Pemprov DKI akan selalu mendampingi mereka," ujar Anies.
Anies juga mengatakan, petugas ambulans berpotensi terkena fitnah.
"Potensi mereka kena fitnah, potensi mereka dilabeli, selalu ada, karena mereka bekerja di tempat yang orang lain menjauhi," ujar Anies.
Anies menyampaikan, pekerjaan petugas ambulans tidak mudah.
Mereka bekerja di lokasi-lokasi yang justru dijauhi oleh orang-orang.
Anies meyakini para petugas ambulans Pemprov DKI Jakarta yang ditugaskan di lokasi kerusuhan saat aksi demonstrasi bekerja sesuai prosedur.
"Saya percaya, ambulans kita mengikuti SOP (standard operational procedure), mengikuti prosedurnya, jadi mereka bekerja sesuai itu," kata dia.
5. Polisi Beri Klarifikasi, Batu dan Bensin dalam Ambulans Milik Demonstran
Belakangan, polisi memberi klarifikasi soal temuan batu dan bensin dalam ambulans.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ada enam mobil ambulans (sebelumnya diberitakan lima ambulans,-Red) yang diamankan pada Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 02.14 WIB di dekat Gardu Tol Pejompongan di Jalan Gatot Subroto.
Keenam unit mobil itu terdiri dari lima mobil ambulans milik PMI dan satu unit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Saat diamankan oleh anggota Brimob, ditemukan batu dan bensin di dalam mobil ambulans tersebut.
Namun, batu dan bensin itu bukan suplai untuk para demonstran.
Argo mengklarifikasi bahwa barang bukti berupa batu dan bensin itu milik demonstran yang berusaha mencari perlindungan dalam mobil ambulans.
"Jadi anggapan dari Brimob, diduga mobil ini yang digunakan perusuh, tapi bukan. Perusuh masuk ke mobil untuk perlindungan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis.
Baca: Kesaksian Pengantar Jenazah saat Ambulans Kecelakaan dengan Truk, Kecepatan 100 KM/Jam Tanpa Sirine
Demonstran yang berlindung dalam mobil ambulans tersebut membawa barang-barang berupa batu, kembang api, dan bensin.
Saat ini, tiga demonstran telah diamankan jajaran Polda Metro Jaya.
"Perusuh itu pun membawa alat ini, ada batu dan kembang api juga, mencari perlindungan masuk ke mobil (ambulans) PMI," ungkap Argo.
Sementara itu, enam mobil ambulans beserta petugas kesehatan telah dikembalikan ke pihak PMI dan Pemprov DKI.
"Kita menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinas Kesehatan DKI. Kita serahkan dengan perangkatnya artinya dengan krunya. Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, mereka sudah siap," ungkap Argo.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Daryono) (Kompas.com/Nursita Sari/Jimmy Ramadhan Azhari/Rindi Nuris Velarosdela)