News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemprov DKI Bongkar Bangunan di Sunter, PDI-P: Anies Amini Cara Ahok Menata Jakarta

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi di Jalan Agung Perkasa 8 pascapembongkaran bangunan liar, Kamis (14/11/2019) malam

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PDI-Perjuangan di DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono tanggapi pembongkaran bangunan liar di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Menurut Gembong, Gubernur DKI Anies Basewedan secara tak langsung mengamini cara yang diterapkan gubernur terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk tata Jakarta.

"Ahok pernah katakan dalam debat kampanye, dulu, untuk tata Jakarta tidak mungkin tanpa penggusuran," ujar Gembong saat dikonfirmasi, Senin (18/11/2019).

Alasan dia berkata demikian, karena semasa kampanye Pilkada DKI 2017 silam, Anies menyatakan tak akan pernah melakukan penggusuran.

Ia terang-terangan menolak konsep penggusuran seperti cara Ahok menata Jakarta kala itu.

"Tapi kan tidak konsisten akhirnya apa yang diucapkan. Faktanya hari ini pak Anies melakukan penggusuran," ucap dia.

Politikus PDI-P ini menduga apa yang dinyatakan Anies kala itu hanya upaya untuk mendapat simpati masyarakat semata.

"Apa yang diucapkan saat kampanye itu hanya lips service untuk mendapatkan simpati masyarakat," katanya.

Terlepas dari itu semua, Gembong meminga Anies memberikan tempat layak huni bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.

Pemprov DKI tidak boleh lepas tangan dengan nasib warga yang kehilangan tempat tinggal dari tindakan pembongkaran tersebut.

"Yang sekarang harus jadi catatan pak Anies. Warga yang tergusur mendapat tempat layak huni. Itu yang harus dipikirkan," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI membongkaran bangunan liar di Jalan Agung Perkasa III, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan tujuan mengembalikan fungsi saluran dan jalan yang diduduki sejumlah pengusaha barang bekas di sana.

Sebab selama ini aksesibilitas jalan dan saluran air yang bermuara ke Danau Sunter Selatan tidak berjalan maksimal lantaran diokupasi bangunan dan lapak liar sejak 20 tahun lalu itu.

Dengan sistem saluran yang terkoneksi, aliran air diharapkan bisa tersalurkan dari kawasan yang saat puncak penghujan bisa tergenang sampai 50 sentimeter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini