News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wali Kota Jakut: Kita Cuma Bantu, Warga Bongkar Bangunannya Sendiri

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi di Jalan Agung Perkasa 8 pascapembongkaran bangunan liar, Kamis (14/11/2019) malam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko menyebut pembongkaran bangunan liar yang berada di Jalan Agung Perkasa III, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (15/11) kemarin dilakukan dengan sepengetahuan warga sekitar.

Bahkan kata Sigit, pihak Pemerintah Kota Jakarta Utara saat itu cuma membantu. Pembongkaran dilakukan sendiri oleh warga yang mendiaminya.

"Semua sepengetahuan warga. Bahkan proses pembongkaran itu kita hanya membantu. Itu dilakukan sendiri oleh mereka," ucap Sigit di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/11/2019).

Baca: Korban Penggusuran di Sunter Ngaku Pendukung Anies di Pilkada Namun Tetap Digusur

Sigit pun menampik bila pembongkaran dilakukan secara mendadak. Sebab sosialisasi kepada warga sudah dimulai sejak bulan September 2019, alias dua bulan lamanya.

"Sesuai sudah dikomunikasikan lebih dari dua bulan, dan itu (pembongkaran) sepengatahuan mereka," ujar dia.

Adapun bangunan liar yang dibongkar disebut sebagian besar merupakan lapak usaha barang bekas dan bukan tempat tinggal warga.

Baca: Dinas Perhubungan DKI Pastikan Tak Ada Terminal Bayangan di Sekitar Pulogebang

Kepada mereka yang memiliki bangunan, Pemprov DKI menawarkan rumah susun di Marunda. Namun mereka menolak dan mayoritas memilih kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing.

"Mereka pada umumnya kembali ke tempat tinggal ada di Penggilingan, ada di daerah Kebon Bawang. ada ke Tanah Abang. Karena memang (mereka) bukan tinggal di sana. (Hanya) sebagai ruang usaha," jelasnya.

Pemprov DKI sengaja membongkaran bangunan liar di Jalan Agung Perkasa III, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara karena bertujuan mengembalikan fungsi saluran dan jalan yang diduduki oleh sejumlah pengusaha barang bekas di sana.

Sebab selama ini aksesibilitas jalan dan saluran air yang bermuara ke Danau Sunter Selatan tidak berjalan maksimal lantaran diokupasi bangunan dan lapak liar sejak 20 tahun lalu.

Dengan sistem saluran yang terkoneksi, aliran air diharapkan bisa tersalurkan dari kawasan yang saat puncak penghujan bisa tergenang sampai 50 sentimeter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini