Hal itu disampaikan Robikin kepada NU Online di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Menurutnya, respons anggota Banser yang tetap tenang itu justru membuktikan kedalaman kualitas pemahaman keagamaan warga NU dan keluhuran akhlaknya.
Hal itu sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam.
Ia menegaskan, Islam melarang pengkafiran terhadap sesama muslim.
Menurutnya, mudahnya seseorang memvonis kafir orang lain bisa jadi karena ideologi takfiri yang belakangan berkembang di Indonesia.
• Setelah Kapolri Bertemu Jokowi, Polisi Janji Takkan Berbulan-bulan Ungkap Kasus Novel Baswedan
Bagi ideologi takfiri, katanya, selain pengikut ajarannya adalah kafir.
Sehingga, stempel kafir disematkan kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan ajarannya.
Tidak peduli sesama pemeluk Islam yang pokok ajaran agama berupa syahadat, salat, puasa, zakat, dan hajinya sama sekali pun.
• Sempat Kuasai Posisi Runner Up, Indonesia Tampaknya Harus Puas Finis di Tempat Keempat
"Perilaku merasa diri paling Islam, apalagi disertai akhlak tercela dengan mengolok, mencaci, dan memaksa, justru mencoreng wajah Islam."
"Dan menurunkan keluhuran ajaran Islam itu sendiri," jelasnya.
Sejak kemarin, beredar video yang menayangkan seseorang tak dikenal mengadang dua anggota Banser yang sedang mengendarai sepeda motornya.
• Laporannya Ditolak Bareskrim, Henry Yosodiningrat Khawatir Rocky Gerung Dibacok Orang Lampung
Pelaku menghardik dan meminta korban (dua anggota Banser) menunjukkan kartu identitas penduduk untuk mengetahui agama korban.
Pelaku juga meminta korban untuk bertakbir sebagai bentuk identitas keislaman yang diyakininya.
Pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar dengan menyebut korban sebagai binatang.
Pelaku juga membawa-bawa identitas etnis dan jawara Betawi untuk menunjukkan superioritasnya di depan korban.
Ia mengancam korban. Berikut ini perkataan pelaku persekusi tersebut: