"Saat itulah para tersangka berjumlah 21 maju dan kebetulan orang yang luka serius itu salah satu lawan yang paling berani. Dia maju paling depan dan berhadapan sama 3 orang langsung dibacok," kata Audie.
3. Tawuran untuk eksistensi
Polisi menyebut tawuran kerap terjadi di wilayah tersebut.
Namun, peristiwa terakhir merupakan peristiwa terparah karena sampah memakan korban jiwa.
Motifnya pun sepele, para geng ingin menunjukkan eksistensi mereka dengan cara live streaming saat tawuran.
Semakin banyak yang menonton, semakin terlihat eksis suatu kelompok.
"Mereka mencoba aktualisasi diri mereka, ingin mengatakan mereka lebih hebat dan diakui oleh teman-teman," kata Audie.
4. Sebelum beraksi, pelaku tenggak miras
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan, sebelum beraksi, pelaku dari geng Bonpis menenggak minuman keras dan minum obat penenang.
Ini dilakukan agar dalam diri para tersangka timbul keberanian saat aksi tawuran.
"Sebelumnya minum-minum dan ada gunakan salah satu obat penenang dan mereka timbul niat lakukan perkelahian dengan kelompok Borobudur. Jadi mereka tembakan petasan pancing keluar, live streaming dari satu medsos dan lawan datang melihat keluar," ucap Arsya.
5. Tersangka tawuran rata-rata di bawah umur
Mayoritas pelaku tawuran masih berusia remaja atau di bawah umur.
"Ada 10 dari 16 tersangka masih dibawah umur," ucap Arsya.