TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Green Building Council Indonesia (GBCI) yang diwakili Iwan Prijanto bekerjasama dengan Global Building Performance Network (GBPN) yang diwakili oleh Jeswynn Yogaratman meluncurkan kerjasama dalam usaha dekarbonisasi sektor bangunan di Indonesia, Rabu (12/2/2020).
Kolaborasi ini diakui Iwan Prijanto akan mendukung komitmen GBC Indonesia pada program World Green Building Council yaitu Advancing Net Zero yang menargetkan seluruh bangunan baru di dunia akan beroperasi pada tingkat Net Zero pada tahun 2030 dan seluruh bangunan di dunia akan beroperasi pada tingkat Net Zero pada tahun 2050.
"Kolaborasi GBC Indonesia dan GBPN akan melahirkan beberapa program yang akan membantu pemerintah dan juga sektor swasta untuk mewujudkan bangunan yang beroperasi Net Zero, diantaranya penyusunan strategi dan kerangka kerja untuk implementasi bangunan net zero di sektor pemerintah dan swasta, penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang mengacu pada spesifikasi rendah karbon pada proses pengadaan barang dan jasa bagi program pengembangan perumahan, program revitalisasi sekolah, dan pengembangan kampus di DKI Jakarta dan Provinsi Provinsi lain di seluruh Indonesia," jelas Iwan Prijanto.
Disamping itu juga dikatakan Iwan akan dilaksanakan pelatihan bagi para professional dan aparatur sipil negara, selain juga program kampanye bagi masyarakat luas. Ada beberapa pilot project yang akan menjadi percontohan untuk menjadi bangunan net zero di Indonesia.
"Hal ini sangat penting karena GBC Indonesia telah menandatangani komitmen pada program Advancing Net Zero yang meliputi 5 aksi komitmen diantaranya, Net Zero Certification Program, Net Zero Training, Government Engagement, Corporate Engagement, dan Young Generation Education. Dengan adanya kerjasama antara GBC Indonesia dan GBPN, diharapkan akan terjadi akselerasi bagi program dekarbonisasi sektor bangunan di Indonesia," jelasnya.
Saat ini diakuinya sektor bangunan merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca terbesar dengan persentase sebesar 39% secara global. Sementara Indonesia pada tahun 2015 merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ke-4 di seluruh dunia.
"Dengan komitmen Indonesia yang tertuang pada Intended Nationally Determined Contribution pada COP22 untuk mengurangi emisi sebesar 29% dengan usaha sendiri atau 41% dengan bantuan dari dunia internasional pada 2030, langkah strategis dan besar harus dilaksanakan sesegera mungkin dan sebaik mungkin. Dekarbonisasi adalah satu langkah strategis untuk dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan," paparnya.
Seperti diketahui, Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) adalah lembaga mandiri (non government) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.
Didirikan pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor perancangan dan konstruksi bangunan gedung yang memiliki kepedulian kepada penerapan konsep bangunan hijau, GBC Indonesia bertujuan untuk melakukan transformasi pasar serta diseminasi kepada masyarakat dan pelaku bangunan untuk menerapkan prinsip-prinsip bangunan hijau, khususnya di sektor industri bangunan gedung di Indonesia.
Dalam mencapai tujuannya, GBC Indonesia bekerjasama dengan para pelaku di sektor bangunan gedung, yang meliputi para profesional di bidang jasa konstruksi, kalangan industri sektor bangunan dan properti, pemerintah melalui sektor BUMN, institusi pendidikan & penelitian, asosiasi profesi, dan masyarakat peduli lingkungan.
GBC Indonesia memiliki 4 kegiatan utama, yaitu : Transformasi pasar, Pelatihan, Sertifikasi Bangunan Hijau berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP, serta program kerjasama dengan stakeholder kami.
GBC Indonesia merupakan Established Member dari World Green Building Council (WorldGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada.
Sedangkan Global Building Performance Network (GBPN) adalah organisasi yang mempunyai misi untuk menyediakan keahlian dalam penyusunan kebijakan dan memberikan bimbingan teknis untuk meningkatkan performa bangunan dan merealisasikan lingkungan terbangun yang berkelanjutan bagi semua pihak.
Tujuan GBPN adalah untuk berkontribusi kepada sektor bangunan untuk mencapai penghematan energi secara penuh dan potensi mitigasi CO2 lebih dari 2,1 Gt pada tahun 2030. Untuk melakukannya, GBPN membantu pemerintah dan industri untuk mengimplemetasikan aksi iklim pada sektor bangunan mereka demi tercapainya komitmen pada Perjanjian Iklim Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
GBPN didirikan pada tahun 2010, dengan mandat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian pada performa energi bangunan, dan untuk mencapai transformasi yang dibutuhkan sektor bangunan untuk menghadapi perubahan iklim sambil turut memperhatikan masalah ekonomi dan kesejahteraan manusia.
GBPN telah mengembangkan jaringan yang sangat luas dengan organisasi internasional, pemerintah, industri, institusi penelitian, dan NGO. GBPN memvalidasi dan berbagi praktik terbaik dari kebijakan lokal melalui jaringan internasional dari para ahli kebijakan bangunan, didukung dengan berbagi pengetahuan secara daring, peraangkat peningkatan kapasitas, dan berbagai sumber daya lainnya.