TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini video viral soal aksi pemukulan yang dilakukan guru di SMAN 12 Bekasi menuai sorotan.
Setelahnya, guru bernama Idiyanto itupun terancam dipindah mengajar hingga dinonaktifkan.
Mendapat kabar tersebut, siswa SMAN 12 tidak terima dan menggelar unjuk rasa.
Dalam tayangan video di YouTubeKompas TV, tampak Idiyanto hendak keluar dari sekolah.
Kepergiannya itu didampingi beberapa guru lain dan tepuk tangan yang meriah dari murid-muridnya.
Bahkan setelah dirangkul guru lain, Idiyanto disalami hingga dipeluk oleh murid-muridnya.
Mereka tampak terpukul atas kepergian Idiyanto hingga isak tangispun tidak berbendung lagi.
Idiyanto yang memakai kemeja batik itupun merangkul para siswa sembari ikut menangis.
Setelah itu unjuk rasa dilakukan oleh para murid.
Mereka membentangkan spanduk-spanduk yang bertuliskan macam-macam.
Di antaranya adalah 'Pak Idi Tak Bersalah'.
Juga 'Kami Mencintai Penegak Disiplin di Sekolah Kami'.
Mereka mengungkapkan keinginan agar Idiyanto bisa mengajar kembali.
Mereka pun mengaku membuat kesalahan karena tidak tertib.
Pihak sekolah buka suara
Pihak sekolah yang diwakili oleh Irnatiqoh selaku Wakil Kepsek bidang Humas SMAN 12 Kota Bekasi buka suara.
Irna membenarkan dan menyayangkan peristiwa tersebut terjadi.
Menurutnya yang dilakukan oleh Idiyanto bukanlah cara yang baik.
"Ini bukan cara yang baik, kami sangat menyayangkan kejadian ini."
"Tetapi dari pihak siswa juga sudah sampaikan permohonan maaf serta kepada orangt uanya pula," tutur Irna, seperti dalam tayangan Kompas TV, Jumat (14/2/2020).
Atas viralnya kejadian tersebut, Irna juga membenarkan Idiyanto telah dinonaktifkan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 12 Bekasi.
"Pihak sekolah sudah melakukan penonaktifan jabatan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan," tambahnya.
Dipertimbangkan Mengajar Kembali
Kepala Bidang Guru dan Kependidikan Dinas Jabar, Asep Suhanggan, mengaku akan mempertimbangkan Idiyanto mengajar kembali.
Hal itu berdasarkan permintaan dari murid-murid Idiyanto yang telah menggelar unjuk rasa.
"Ya tentu saya akan melaporkan hasil apa yang saya temukan di sekolah ke pimpinan kami."
"Dengan kondisi yang seperti hal-hal yang sifatnya anomali itu tadi kompilasi yang siswanya histeris itu menjadi bagian dari pertimbangan kami," ujar Asep saat ditemui di SMAN 12, Kranji, Bekasi, Kamis (13/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Asep juga menambahkan, pihak sekolah dan orang tua murid juga jadi pertimbangan untuk mempertahankan Idiyanto.
Kepala Sekolah SMAN 12 Bekasi, Nani Nuraini pun mengatakan hal yang sama.
Ia mengatakan, unjuk rasa yang digelar muridnya kala itu lantaran mereka khawatir kehilangan guru favoritnya.
"Iya mereka sedih, takut kehilangan," ucap dia.
Nani berharap permintaan dari murid-murid untuk mempertahankan Idiyanto diharapkan bisa dikabulkan Dinas Pendidikan Jawa Barat.
"Masih dipertimbangan (akan tetap mengajar di SMAN 12 atau tidak), doakan aja."
"Iya Insya Allah (masih bisa bertahan ngajar)," ucap dia.
Sebelumnya, dua siswa SMAN 12 Bekasi dipukul oleh gurunya di tengah lapangan.
Peristiwa itu yang terekam dalam video itu menjadi viral di media sosial.
Video tersebut awalnya diunggah sebuah akun di Facebook.
Dalam video tampak seorang guru tengah memukul pundak dan kepala anak muridnya beberapa kali.
Aksi pemukulan itu juga disaksikan oleh murid lainnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Cynthia Lova)