"Udah tadi disemprot dari kecamatan, saya juga bantu semprotin pake cairan buat basmi hama, sekarang masih ada pada jatuh ke tanah abis disempot tadinya nempel di batang pohon," jelas dia.
Pihak kecamatan dan Dinas Pertanian menurut Idrus, berencana mengecek kembali setelah tiga hari penyemprotan untuk memastikan telur ulat bulu tidak menetap dan kembali berkembang biak.
"Nanti tiga hari mau disemprot lagi, ada atau enggak ada ulatnya pasti disemprot buat mastiin enggak netes lagi," ujarnya.
Adapun jumlah ulat bulu yang ada kata Idrus sangat banyak, mereka bersarang di dahan pohon yang berukuran besar.
Idrus tidak mengetahui secara pasti dari mana asal hama ulat bulu tersebut, tapi yang jelas ukuran ulat yang cukup besar dengan bulu halu di badanya yang berwarna hitam cukup membuat merinding siapapun yang melihat.
"Enggak tahu dari mana, jumlah udah banyak bangat, kurang lebih ada 12 pohon yang jadi tempat menempel ulat, pohon-pohon gede doang yang kecil enggak ada," jelas dia.
Penyebab gatal yang ditimbulkan hama ulat bulu ini menurut dia, bukan karena korban menyentuh badan ulat bulu secara langsung.
Penyebab gatal kata dia, justru akibat bulu-bulu halu milik ulat yang berterbangan dan menempel di tanah lalu badan korban sehingga menimbulkan gatal.
Gejala yang muncul saat terkena hama ulat bulu ini menurut Idrus gatal-gatal, kemudian muncul betol-bentol memerah pada permukaan kulit hingga alami panas dingin.
"Gatel biasanya dua jam, panah dingin itu kalau enggak kuat, abis dua jam itu paling sisanya tinggal bentol-betolnya aja belum hilang," jelas dia.
Adapun untuk kondisi korban yang terkena hama ulat bulu sudah membaik. Bahkan korban yang sempat dirawatpun sudah pulih karena memang hama ini tidak membahayakan.
"Udah enggak apa-apa, cuma kemarin karena di sini orang kaya semua jadi begitu kena gatel-gatel langsung dibawa ke rumah sakit," tegas dia.
Pemkab Bekasi Bakal Terus Lakukan Pemantauan Usai Dibasmi
Hama ulat bulu yang menyerang perumahan elit Cluster Celebration Town Grand Wisata, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi bakal terus dipantau Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Hal ini disampaikan Camat Tambun Selatan Junaefi yang memastikan, pihaknya dibantu Dinas Pertanian hari ini, Senin, (9/3/2020), sudah melakukan pembasmian berupa penyempotan cairan pembasmi hama di sekitar lokasi.
"Jadi awalnya aduan dari warga, tanggal 3 Maret kita turun sama dari Dinas Pertanian, itu udah kita semprot waktu itu, alhamdulillah berkurang," kata Junaefi saat dikonfirmasi.
Kemudian, beberapa hari lalu, hama ulat bulu itu muncul lagi. Akibatnya, warga meminta bantuan pemadam kebakaran Kabupaten Bekasi untuk dibatu membasmi ribuan ulat bulu yang bersarang di pepohonan taman komplek.
"Disemprot juga minggu lalu sama Damkar pakai air sama campuran obat pembasmi, nah ternyata kemarin dapat laporan lagi ulat bulunya ada lagi," ujar Junaefi.
Untuk itu, petugas dari Dinas Pertanian dibantu petugas kecamatan hari ini kembali melakukan pemusnahan hama ulat bulu yang jumlahnya sangat banyak.
"Nah ternyata kemarin ada lagi kan gitu makanya tadi tim dari dinas pertanian turun lagi," ungkapnya.
Hama yang dinilai cukup sulit dibasmi ini rupanya membuat Pemkab Bekasi bakal melakukan pemantauan secara intens.
Junaefi memastikan, tim dari Dinas Lingkungan Hidup juga akan dilibatkan dalam upaya pembasian hama ulat bulu yang menyerang perumahan elit tersebut.
"Insya allah nanti kordinasi kita juga mau kordinasi juga sama dinas lingkungan hidup ini kan masalah kalo ada dari segi lingkungannya ya barang kali bisa bantu bagaimana caranya bisa mengatasi ini," ucapnya.
"Nanti kita mau kordinasi juga sama lingkungan hidup ya mungkin kemungkinan besok kita pantau lagi bro ulat itu bagimana," tegas dia.
Camat Himbau Warga Waspada
Hama ulat bulu yang menyerang pemukiman warga di kawasan pemukiman elit Grand Wisata, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi menyebabkan sejumlah warga terdapak gatal-gatal.
Camat Tambun Selatan Junaefi, menghimbau agar warga harus tetap waspada, meski pihaknya sudah melakukan upaya pembasmian dengan menyemprotkan cairan pembasmi hama.
"Kalau himbauan warga otomatis kita harus waspada, kalau emang tadi sudah kita lakukan (pembasian)besok kita akan lakukan pemantauan jangan sampai banyak lagi (hama ulat bulu)," kata Junaefi saat dikonfirmasi, Senin, (9/3/2020).
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Bekasi, melalui Dinas Pertanian dan Kecamtan Tambun Selatan hari ini sudah melakukan upaya pembasmian di lokasi munculnya hama di Cluster Celebration Grand Wisata.
• Mahasiswa Produksi Tembakau Sintetis di Kos-kosan, Belajar Meracik dari Medsos, Raup Puluhan Juta
• Fakta-fakta Dandim Kuala Kapuas Tewas di Tabrakan Speedboat Paspampres, Ternyata Sempat Hilang 4 Jam
Sebelum kegiatan pembasmian hari ini, Junaefi menjelaskan, Dinas Pertanian dan Dinas Pemadam Kebakaran telah melakukan hal serupa usai warga melaporkan adanya hama ulat bulu menyerang pemukiman.
Namun, hama ulat buli kembali muncul sejak kemarin dan memenuhi sejumlah pohon yang ada di dalam komplek perumahan.
Akibatnya, terdapat sejumlah warga terdapampak hama terutama anak kecil yang tengah bermain di sekitar taman hingga mengalami gatal-gatal.
Junaefi mengungkapkan, sejauh ini hama ulat bulu memang baru menyebabkan gejala gatal ketika bulu-bulu halusnya berterbangan dan hingga di permukaan kulit.
Pihaknya belum mengidentifikasi adanya dampak atau potensi penyakit berbahaya akibat serangan hama ulat bulu tersebut.
"Belum ada si laporan sementara dari teman-teman kita di lapangan memang itu gatal-gatal aja," ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya akan tetap meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi untuk memastikan kembali tidak warga yang terserang penyakit berbahaya akibat hama ulat bulu.
"Insya allah besok kita kordinasi juga sama tim dari kesehatan agar bisa dilibatkan untuk mendata atau mengantisipasi gejala yang tidak kita inginkan," tandasnya.