TRIBUNNEWS.COM - NF (15), pelaku pembunuh tetangganya sendiri, APA (5), tengah menjalani observasi kejiwaan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan, tindakan NF didasari kurangnya rasa empati.
Meski demikian, NF disebut masih memiliki sedikit rasa bersalah sehingga menyerahkan diri ke polisi.
"Dia masih ada sisi baik, kasihan juga. Seperti orang habis mutilasi, mayatnya bisa dihancurkan, tapi enggak. Justru ditaruh biar ditemukan," kata Hastry di RS Polri Kramat Jati, Rabu (11/3/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.
Kejiwaan pelaku kriminal memang membingungkan sehingga perlu dilakukan pemeriksaan jiwa dalam waktu cukup lama.
Hastry yang termasuk anggota tim dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati mengibaratkan kejiwaan NF dengan kata ambigu.
"Ada kemungkinan dia enggak merasa membunuh, tapi dia tetap ingin membunuh. Jadi seperti terbolak-balik, ambigu," ujarnya.
Merujuk pelaku pembunuhan yang pernah diperiksa, Hastry menuturkan, kebanyakan dari mereka cenderung berkata jujur.
Baik pengakuan puas setelah membunuh dan sedikit rasa bersalah yang telat muncul berkecamuk dalam pikiran pelaku.
"Kalau yang saya tanyakan ke pelaku pembunuhan itu mereka masih ada rasa kasihan. Mereka masih ada rasa baik hati, rasa menyesal, tapi sedikit," tuturnya.