Laporan wartawan tribunnews.com, Lucius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maryati (34) mengayuh sepeda ontel yang digunakannya berdagang jamu keliling sekira pukul 13:30 WIB, Rabu (1/4). Ia baru saja keluar rumah, hendak menjajakan jamu kepada para pelanggannya yang berada di wilayah Cijantung, Jakarta Timur.
Maryati biasa berkeliling di sekitaran Cijantung Jakarta Timur, mulai pukul 13:30 WIB hingga sebelum Magrib. Terkadang, Maryati pulang lebih awal, atau sekira pukul 17:00 WIB sore, karena ia sedianya harus mempersiapkan kebutuhan makan malam keluarga.
Baca: Jokowi Siapkan Bansos Khusus Bagi DKI Jakarta Guna Menekan Lonjakan Arus Mudik
Wanita kelahiran Boyolali, Jawa Tengah itu terlihat semringah ketika Tribun memanggilnya. Maryati pun memarkir sepedanya dan dengan sigap segera membuka sejumlah botol berisi jamu. Ia juga mengeluarkan sebuah bingkisan plastik hitam besar berisi beragam jenis jamu yang telah dikemas rapi.
Mengenakan masker yang menyelimuti seluruh hidung dan mulutnya, tawa kecil Maryati terdengar ketika Tribun bertanya, "Mbak kok tetap dagang, apa tidak takut virus corona?"
Baca: 11 Kasus Positif Covid-19 di Sumatera Selatan
Sembari tertawa, Maryati mengatakan, dengan tetap berdagang jamu, dirinya turut membantu menyelamatkan masyarakat dari pandemi virus Corona. Jamu merupakan minuman tradisional yang bisa menjaga imunitas tubuh manusia.
Langganan Maryati, bila tak mendapat asupan jamu dalam satu hari, berarti kehilangan asupan yang dapat menjaga kesehatan tubuh. Mencegah penularan virus corona, manusia harus berada dalam kondisi sehat. Kondisi tubuh yang sehat bisa didapatkan dengan mengkonsumsi jamu.
Imunitas tubuh yang kuat, lanjut Maryati, manusia tidak akan tertular pandemi tersebut.
"Kalau saya sih sebenarnya bukan tidak takut. Kalau saya tidak dagang kasihan pelanggan saya yang pesan jamu. Belakangan makin banyak yang pesan," kata Maryati.
Baca: Jokowi Tegaskan Warga yang Mudik dari Jabodetabek Langsung Jadi ODP dan Harus Isolasi Mandiri
Setelah memberikan jawaban, Maryati tiba-tiba membuat jamu yang dapat menjaga kesehatan dan mempertebal imunitas tubuh.Maryati bercerita, ada satu jamu yang baik dikonsumsi di tengah mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Jamu yang dimaksud Maryati terbuat dari serbuk kunir asli. Kunir juga bisa dimanfaatkan untuk membuat jamu jenis lainnya. Mewabahnya virus corona, racikan jamu milik Maryati kini sangat laris karena bisa langsung dikonsumsi. Proses pembuatannya pun sederhana, tinggal diseduh menggunakan air panas, dan langsung diminum.
Bahkan, ungkap Maryati, jamu racikannya selalu dipesan sebuah rumah sakit dekat rumahnya.Rumah sakit yang dimaksud Maryati hampir setiap hari memesan jamu racikannya. Biasanya, dikonsumsi para perawat dan dokter di rumah sakit tersebut.
Baca: UPDATE Corona di 32 Provinsi, Kamis 2 April 2020: DKI Jakarta Tertinggi dengan 897 Kasus Positif
"Sekarang ini perawat sama dokternya setiap hari pesan mas. Ini saya bawa sembilan bungkus untuk yang di rumah sakit sana (sekitaran Cijantung)," terang Maryati.
Jamu racikannya dibanderol Rp 30 ribu per bungkus. Kebutuhan masyarakat dan para tenaga medis akan jamu yang tiba-tiba terus meningkat di tengah kasus virus corona juga berdampak pada pemasukan Maryati. Biasanya, sebelum virus corona merebak di Indonesia, pemasukan Maryati sebagai pedagang jamu keliling berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
Kini, di tengah virus corona, pemasukan Maryati berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per hari. Bahkan, sebelum Maghrib, jamu milik Maryati terkadang sudah habis."Di tengah Corona ini pendapatan saya naik banyak, dan itu Alhamdulillah sekali. Biasanya dapat dua ratus sampai tiga ratus (ribu), sekarang bisa empat ratus sampai enam ratusan (ribu) lah," kata Maryati.
Keuntungan Maryati itu diakuinya lantaran jamu racikannya. Besarnya pesanan dari rumah sakit yang dimaksud Maryati membawakan angin segar bagi usaha jamu keliling miliknya. "Sehari-hari sekarang besar pendapatan saya dari ini mas. Ini jamu yang selalu dipesan sama dokter dan perawat," katanya.
Baca: Ilmuwan China Klaim Temukan Antibodi yang Efektif untuk Bentengi Badan dari Covid-19
Selain itu, Maryati pun mengaku turut merasa senang dengan kebijakan baru Presiden Joko Widodo yang membebaskan masyarakat dari tagihan membayar listrik. Baginya, keputusan tersebut sangat melegakan masyarakat kecil seperti dirinya.
Baca: Iran Siap untuk Ekspor Kit Uji Covid-19, 90.000 Lab Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan
Meski belum benar-benar mengerti detail kebijakan pembebasan tagihan listrik tersebut, Maryati hanya berujar," Saya senang. Kalau begini minimal tagihan untuk kehidupan sehari-hari berkurang.""Saya jadi bisa menyimpan uang untuk ditabung," imbuh Maryati.