TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan pelacakan orang-orang yang terjangkit virus corona sejak Februari 2020 lalu.
Diketahui, DKI Jakarta akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Jumat (10/4/2020).
Anies menyebut, pihaknya melakukan pembatasan interaksi antar orang di Jakarta untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Kita memantau kejadian (virus corona) ini sejak Tiongkok, penularannya memang antar orang."
"Kalau kita ingin menjaga agar sedikit orang yang tertular, maka interaksinya dikurangi," ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (9/4/2020).
Saat melakukan tracing pada Februari lalu, Pemprov DKI menjadikan wilayah selatan dan utara sebagai pemantauan utama.
"Kita mulai tracing pada Februari, ada klaster-klaster tertentu, umumnya daerah selatan dan utara."
"Kita jaga itu, kita pantau, saat itu masih aman," ungkap Anies.
Baca: Jakarta Siap Terapkan PSBB, Anies Baswedan: Ojol Tetap Bisa Angkut Penumpang
Baca: Komisi III DPR Ingatkan Aparat Kepolisian Kerja Efektif saat PSBB Jakarta
Setelah DKI Jakarta menjadi pusat penyebaran virus corona, Anies mulai menyoroti wilayah Jabodetabek.
Menurutnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta juga akan memengaruhi wilayah sekitarnya.
"Ketika kita sudah menyaksikan Jakarta sudah menjadi epicenter, dan ini Jabodetabek, maka yang menjadi pemikiran kami ini bukan sekedar Jakarta."
"Ketika kita mengajukan kepada Kementerian Kesehatan, kami memikirkan mengenai efeknya di seluruh wilayah di luar Jabodetabek," jelas Anies Baswedan.
"Jadi kami merasa perlu untuk menyampaikan agar pengaturan PSBB ini juga memikirkan bagaimana kita bisa memastikan ini tidak bergerak menular ke luar," lanjutnya.
Ia mengungkapkan, wilayah Jabodetabek perlu menjalin kesatuan terkait kebijakan PSBB.