News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cerita Media Asing soal Penggali Makam Corona di Jakarta: Kerja 15 Jam Sehari

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas makam tengah menggali lubang untuk jenazah covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur pada Minggu (24/5/2020)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah penggali makam di Jakarta menarik perhatian media asing, karena beban kerjanya yang berat dengan risiko tinggi.

Ada dua media asing ternama yang mengangkat kisah penggali makam di Jakarta, yakni AFP (Perancis) dan South China Morning Post (China).

AFP memulai pemberitaannya dengan kesaksian dari penggali makam bernama Junaidi Hakim.

Saat jurnalis AFP memantau di lokasi pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Junaidi sedang menyerukan rekan-rekannya agar kerja lebih cepat.

Baca: WHO Hentikan Uji Coba Obat Malaria hydroxychloroquine pada Pasien Covid-19

Baca: Tiga Hari Berturut-turut Tak Ada Tambahan Kasus Baru Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul

Ia mengungkapkan, mereka harus menyelesaikan satu makam kurang dari 10 menit, untuk menekan risiko tertular Covid-19.

"Begitu ambulans datang, kami keluarkan jenazahnya, kami bawa ke lubang lahad, langsung turun, kemudian langsung ditutup."

"(Harus selesai) 10 menit," ungkap Junaidi (42).

Junaidi menambahkan, kekhawatiran lebih besar adalah ketika menurunkan peti dari ambulans. Sebab, peti harus dipegang dan mau tidak mau ada kontak antara peti dengan anggota tubuh.

"Setelah diturunkan, kekhawatiran itu sudah tidak ada," lanjut ayah empat anak tersebut.

AFP memberitakan ada sekitar 50 penggali makam di pemakaman Pondok Ranggon, salah satu dari dua pemakaman khusus untuk korban meninggal Covid-19 di Jakarta.

Di sana, para penggali makam bekerja 15 jam per hari selama 7 hari per minggu, dengan gaji bulanan Rp 4,2 juta.

"Mereka setidaknya menggali 20 makam baru per hari, ditandai dengan papan kayu warna putih yang bertuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat," tulis AFP.

Junaidi melanjutkan, pekerjaannya terus berlangsung tanpa henti karena "ambulans tidak pernah berhenti datang membawa jenazah."

Sangat lelah

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini