Perencanaan itu berlangsung di PT ATE, Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara; perumahan Tytyan Indah Utama, Bekasi, Jawa Barat; dan sebuah hotel di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Pada 14 Juni saat perencanaan di Kelapa Gading, John Kei tak hadir. Perencanaan selanjutnya pada 20 Juni baru dihadiri John Kei saat berlangsung di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi.
Perencanaan lebih matang untuk menyerang Nus Kei kembali berlangsung di sebuah hotel di Cempaka Putih pada 21 Juni 2020.
"Pelaksanaan rapat berulangkali dan terjadi di tiga tempat. Jadi bukan hanya sekali," terang mantan Kapolres Karawang ini.
Kenapa John Kei bisa terseret dalam kasus ini, ungkap Tubagus, karena polisi menemukan alat bukti terkait kasus pidana anak buahnya di Cengkareng dan Cipondoh.
Ia menjelaskan, alat bukti itu disebut dengan petunjuk. Bukti petunjuk itu boleh dibilang bukti tidak langsung atau indirect evidence. Dari semua alat bukti ada kesesuaian dengan peristiwa.
Baca: Bawakan Selimut dan Baju Ganti untuk Sang Ayah, Putri Sulung John Kei: Saya Mohon Maaf
"Hampir pengalaman saya tidak pernah ada orang tiba-tiba membunuh dengan kekuatan besar, tanpa ada perencanaan yang memang sudah terencana dengan baik," kata dia.
Kasus yang terjadi belakangan ini, sambung dia, tidak mungkin tanpa ada koordinasi dan perintah. Di sinilah peran John Kei.
Soal pengacara Anton yang menyebut kliennya, John Kei, bukan dalang dalam kasus ini silakan saja. Begitu kata Tubagus.
Apa sebenarnya yang disangkal pengacara soal kliennya? Baca selengkapnya: Kuasa Hukum Bantah John Kei Perintahkan Anak Buah Untuk Serang Nus Kei.
Merujuk pasal 184 tentang pembuktian, keterangan tersangka sebagai bagain alat bukti tidak bernilai. Karena yang bernilai adalah keterangan saksi, keterangan ahli, ada surat, baru keterangan tersangka.
"Keterangan tersangka nilai pembuktiannya sangat kecil. Penyidik tidak perlu mengejar pengakuan tersangka untuk mengaku disuruh John Kei tidak penting," jelas dia.
Nah, masih kata Tubagus, semua alat bukti berkesesuaian dengan peristiwa yang terjadi. Di mana ada perencanaan rapat, CCTV dan pesan eksekusi di ponsel anak buah John Kei.
Begitu juga ada koordinasi siapa melakukan apa dan pembagian senjata kepada mereka yang terlibat di hari penganiayaan anak buah Nus Kei dan penyerangan rumah Nus Kei.