"Dalam seminggu terakhir, kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian," ungkap Anies, Minggu, dilansir kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta.
Baca: IDI: Hari Ini, 3 Dokter dari Jawa Timur Meninggal Dunia karena Covid-19
Anies menyebut kondisi ini tidak bisa dianggap enteng.
"Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta, ada 404 kasus baru, tidak boleh dianggap enteng," lanjut Anies.
Anies mengungkapkan besarnya angka kasus baru adalah wujud gencarnya pencarian kasus di masyarakat.
"Sebagian besar kasus ini karena gencarnya kita melakukan active case finding, artinya kita tidak menunggu pasien di fasilitas kesehatan, tapi Puskesmas kita mengejar kasus positif di masyarakat," kata Anies.
Baca: Fakta-fakta 25 Calon Dokter Spesialis dari UNS Solo Positif Covid-19: Bertugas di RSUD Dr Moewardi
Baca: Virus Corona Menular Lewat Udara, Ahli Epidemiologi: Pembukaan Bioskop 29 Juli Harus Ditunda
Anies menyebut Jakarta secara aktif melakukan tracing dan testing.
"Dari situ kemudian mereka diisolasi, tetapi angkanya tetap tinggi," ungkapnya.
Anies menyebut, tes PCR per minggu yang dilakukan di Jakarta sudah tiga kali lipat dari standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Persyaratan atau standar WHO diperlukan 1.000 testing per satu juta penduduk, dan syarat positivity rate-nya di bawah 5 persen," ungkapnya.
Namun, angka positivity rate di Jakarta kini mengalami pelonjakan di angka 10,5 persen.
Maka dari itu Anies mengajak warga DKI Jakarta agar waspada dan disiplin menegakkan protokol kesehatan.
"Jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah terbebas dari wabah Covid."
"Lonjakan ini merupakan peringatan bagi kita semua," ungkapnya.
Adapun dilansir laman corona.jakarta.go.id, total sudah ada 14.361 kasus positif di Ibu Kota.
Sebanyak 554 orang dirawat dan 3.905 orang menjalani isolasi mandiri.
Adapun kasus sembuh mencapai 9.200 orang.
Sementara kasus berujung kematian di Jakarta berjumlah 702 orang.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)