TRIBUNNEWS.COM - Polisi masih melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku serta motif pelemparan bom molotov ke Kantor PAC PDI Perjuangan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Saptono Erlangga menjelaskan, hasil olah TKP menunjukkan ada tiga bom molotov yang dilempar.
Ketiga bom sebesar botol minuman energi Kratingdaeng menyasar tiga titik bagian di bangunan Kantor PAC PDI Perjuangan.
Di antaranya mengenai jendela, pintu garasi, dan bagian dalam garasi.
"Tiga buah itu botol sebesar Kratingdaeng yang dilempar, yang pertama mengenai jendela rumah, kemudian pintu garasi, dan masuk di garasi," jelas Kombes Saptono Erlangga dalam video yang diunggah kanal YouTube Kompastv, Rabu (29/7/2020).
Beruntung ledakan tiga bom molotov tersebut tidak mengenai bahan yang mudah terbakar, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Lebih lanjut, pihak kepolisian telah memeriksa rekaman CCTV yang dipasang di sekitar lokasi kejadian.
Kombes Saptono Erlangga mengatakan, CCTV tersebut hanya menyala selama dua menit sesaat sebelum terjadi ledakan.
"Kita meneliti melalui CCTV-nya, hanya menyala di dua menit saja," ujarnya.
Dalam wawancara di Sapa Indonesia Malam (28/07/2020), Kombes Saptono Erlangga mengatakan pelaku pelempar bom molotov tak terekam CCTV.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Politik Hukum DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor, Rosenfield Panjaitan yang juga pemilik rumah, menilai polisi sudah melaksanakan tugas secara profesional.
Baca: Kantor PAC PDIP di Megamendung Bogor Dilempar Bom Molotov, Berikut Pengakuan Pemilik Bangunan
Terlihat dari kinerja polisi yang tidak terpancing dengan kondisi negara, dan penyelidikan yang dilakukan segera.
Saat disinggung mengenai keterkaitan pelemparan bom molotov dengan pengancaman, Rosenfield Panjaitan enggan menyimpulkan demikian.
"Kalau saya mengatakan mengancam, waduh saya rasa saya tidak ada pikiran ke sana ya. Karena saya rasa saya selalu sendiri kalau ke mana. Kami tidak melihat orang yang mencurigakan," ujarnya masih melansir sumber yang sama.
Ia juga mengaku, sebelum kejadian dirinya tidak menerima ancaman atau pesan apapun baik dari SMS, telepon, dan WhatsApp.
Kata Hasto Kristiyanto soal Aksi Pelemparan Bom di Kantor PAC PDI Perjuangan
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan partainya menentang berbagai bentuk aksi teror.
Hasto menyebut aksi tersebut merupakan tindakan pengecut.
"Pelemparan bom molotov adalah tindakan pengecut, dan memiliki motif ideologis," kata Hasto pada Tribunnews.com, Rabu (29/7/2020).
PDI Perjuangan, lanjut Hasto, sangat kokoh di dalam memegang teguh Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI, dan kebinnekaan Indonesia.
Hasto mengatakan serangan ke kantor PAC PDIP tersebut adalah serangan atas demokrasi, serangan terhadap kemanusiaan, dan serangan atas tatanan kehidupan masyarakat yang mendambakan hidup tenteram.
"Karena itulah terhadap aksi teror tersebut, tidak akan pernah menyurutkan semangat juang kami. Terlebih atas penghormatan masyarakat Indonesia yang menempatkan PDI Perjuangan sebagai Partai Nasionalis Soekarnois. PDI Perjuangan partai grass roots, tidak kenal mundur dan takut," tegas Hasto.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa tindakan teror tidak boleh dibiarkan terjadi karena Indonesia adalah negara hukum.
Ia meminta pihak kepolisian mengusut oknum yang telah melakukan tindakan pelemparan bom molotov ke kantor PDIP.
Selain itu, PDIP menginstruksikan kepada seluruh simpatisan dan kader agar tetap tenang dan terus merapatkan barisan.
"Mereka yang telah mengganggu ketenteraman masyarakat harus ditindak, dan hukum tidak boleh kalah dengan berbagai bentuk aksi teror yang anti ketuhanan dan antikemanusiaan tersebut," ujar Hasto.
Baca: Fakta Kantor PAC PDIP Bogor Dilempari Bom Molotov: Bagian Rumah Alami Kerusakan, Tak Ada Korban Jiwa
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Chaerul Umam)