News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UU Cipta Kerja

Bosan PJJ Alasan Siswa SMK Ikut Demo UU Cipta Kerja, Ada yang Dibayar Rp 5.000

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra mengungkapkan sejumlah temuan saat aksi menolak UU Cipta Kerja di Jakarta pada hari ini, Selasa (13/10/2020).

Jasra mengungkapkan dirinya dan tim menemukan banyak anak-anak yang mengikuti demonstrasi tersebut. 

"Ribuan anak nampak di dalam massa yang memadati lingkaran patung kuda dan depan pintu Monas," kata Jasra dalam keterangannya, Selasa (13/10/2020).

Bahkan ada anak-anak yang mengaku mendapatkan uang Rp 5.000 dari seseorang.

Hal tersebut diketahui setelah Jasra mencoba berdialog dengan anak-anak tersebut.

Meski begitu, Jasra mengaku tidak mendalami pihak yang memberi anak-anak tersebut uang.

"Hasil pengakuan anak seperti itu, tentu perlu didalami. Saya melihat anak-anak sedang memegang uang Rp5000. Saya ngobrol dengan mereka, 'duitnya baru-baru ya'. Spontan anak itu menyampaikan ke saya, bahwa uang itu ada abang-abang memberi mereka. Saya tidak dalami siapa abang-abang itu, karena banyak orang disana," ungkap Jasra.

Baca juga: Polisi Tangkap Penyebar Kabar Hoaks Adanya Korban Tewas Saat Demo UU Cipta Kerja di DPRD Kalbar

Jasra juga mengobrol dengan anak-anak yang mengaku berasal dari Cengkareng, Jakarta Barat.

Mereka mengaku dua kali menumpang mobil bak terbuka untuk sampai ke arena aksi.

Mereka menumpang dari Cengkareng sampai Grogol kemudian dilanjut sampai Harmoni. Bocah-bocah ini lalu berjalan kaki dari Harmoni.

Para bocah ini mengaku bosan untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga tergerak mengikuti demontrasi ini.

"Kata mereka meski PJJ tapi lama lama hanya tugas yang diberikan guru. Sehingga mereka libur panjang dan sering nongkrong. Teman sebelahnya berseloroh sekarang lebih banyak tawuran, katanya," ungkap Jasra.

Pengakuan senada diungkapkan seorang anak perempuan yang sekolah di sebuah SMK di Jatinegara, Jakarta Timur.

Dirinya ikut aksi ini karena diajak teman-temannya.

"Saya juga menghampiri anak perempuan, ia mengaku sekolah SMK di Jatinegara. Ia datang ke lokasi, diajak teman temannya. Dan ia mulai bosan PJJ katanya," ucap Jasra.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini