News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Kisah Pengiring Musik Pemakaman dari 'Cina Benteng' di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NGIBING - Warga Cina Benteng sedang ngibing lagu Sirih Kuning, diiringi alunan musik Gambang Kromong Nada Baru, pimpinan Muchtar Murim, dalam rangka menyambut perayaan Peh Cun, di Cetiya Koet Goan Bio, Karawaci, Kota Tangerang, Rabu (8/6). Musik tradisional yang lahir dari perpaduan musik Betawi dan Tionghoa ini, sangat disukai warga Cina Benteng yang bermukim di terpian Kali Cisadane, yang kini telah diakui sebagai warisan budaya Betawi yang perlu dijaga dan dilestarikan. Warga Cina Benteng akan merayakan Perayaan Peh Cun pada Kamis (9/6) ini hingga 12 Juni mendatang. WARTA KOTA/Nur Ichsan

Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya bagi hidup Goyong.

Baca juga: Apa Arti Gong Xi Fa Cai? Bukan Selamat Tahun Baru Imlek, tapi Begini Maknanya

Baca juga: Asal-usul Kata Imlek untuk Tahun Baru China, Berasal dari Dialek Hokkian, Ini Sejarahnya!

Gelaran acara minim, sehingga membuat pemasukannya berkurang.

Goyong berharap kedepan kesenian gambang kromong, dan pemain Tehyan tak hilang karena zaman.

Karenanya ia bersedia untuk mengajarkan siapapun yang hendak memainkan musik tersebut.

"Kalau harapan saya jangan sampai punah. Saya mau ngajar. Jangan sampai punah. Anak-anak saya ajarkan supaya ada penerusnya," sambungnya. (tribun network/denis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini