News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Varian Baru Covid-19 India dan Afsel Ditemukan di Jakarta, Wagub DKI: Jangan Mudik

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal varian baru Covid-19 dari India dan Afrika Selatan yang dikabarkan sudah masuk ke ibu kota.

Ia meminta masyarakat tidak panik meski penularan varian baru virus corona itu lebih cepat dibandingkan SARS-CoV-2.

"Jadi virus dari India, Inggris, dan Afrika, semua memiliki kecepatan yang lebih tinggi, bahkan sampai 10 kali lipat kecepatan penularannya," ucapnya, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Kemenkes Atur Waktu Observasi Vaksinasi Covid-19, Kini Hanya 15 Menit

Politisi Gerindra ini pun meminta seluruh warganya tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

Terlebih, mobilitas warga biasanya semakin tinggi jelang hari raya Idul Fitri, dimana mudik menjadi tradisi turun temurun.

"Kami minta semua warga hati-hati, waspada, lebih baik berada di rumah, jangan mudik, laksanakan prokes secara ketat," ujarnya di Balai Kota Jakarta.

Dikutip dari Tribunnews.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada dua varian baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia.

Varian baru corona ini berasal dari India dan Afrika Selatan yang telah ditemukan di Jakarta dan Bali.

"Sudah ada mutasi baru yang masuk yaitu mutasi dari India, ada 2 insiden yang sudah kita lihat dua-duanya di Jakarta dan satu insiden untuk mutasi dari Afrika Selatan yang masuk, itu yang ada di Bali," kata Budi Gunadi usai rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Senin, (3/5/2021).

Baca juga: Kemenhub: Masih ada 3.000 Unit Bus yang Beroperasi Selama Larangan Mudik Lebaran 2021

Dua mutasi virus Corona atau SARS-CoV-2 tersebut kata Budi memiliki tingkat penularan yang relatif tinggi, sehingga kata dia penyebaran atau pergerakannya sangat diperhatikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

"Ini harus kita jaga mumpung masih sedikit karena mereka pasti akan segera menyebar karena penularannya relatif lebih tinggi daripada yang lain," katanya.

Dengan temuan insiden mutasi virus tersebut, Budi mengatakan total terdapat 13 insiden mutasi virus di Indonesia, termasuk insiden mutasi virus asal Inggris.

Untuk mengantisipasi penyebaran mutasi virus tersebut, Menkes meminta upaya 3 T yakni testing, tracing, dan treatment oleh petugas dilakukan dengan disiplin dan masif. Selain itu juga masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini