TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berperilaku lemah lembut dan santun bertutur dalam keseharian, tak menjadi halangan bagi Ketua DPR RI, Puan Maharani untuk mengecam kekejian dan sikap antikemanusiaan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Sikap tegas Puan tersebut bagi Direktur Eksekutif Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika, tidak lain kecuali menegaskan bahwa darah patriotik penuh semangat kemanusiaan dan antipenindasan, jelas-jelas diwariskan Pahlawan Proklamator Ir Soekarno kepada cucunya tersebut.
“Ibarat pemeo, walau pun betina, tapi anak harimau memang berbeda dengan kawanan domba,” ungkap Nova Andika, dalam keterangan tertulisnya.
Dalam persoalan Palestina pun, ketegasan Puan mendukung perjuangan rakyat Palestina seiring sejalan dengan sikap kakeknya Sang Proklamator.
Sebagaimana diketahui, Bung Karno pernah menyatakan dengan lantang bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itu pula bangsa Indonesia tetap berdiri menantang penjajahan Israel.
Namun menurut Nova Andika, yang paling penting digarisbawahi adalah ajakan Ketua DPR RI tersebut kepada semua pihak untuk menyerukan dan memaksa Israel menghentikan serangan kepada sipil Palestina.
Apalagi selain dalam suasana relijius Idul Fitri, saat ini pun pandemi Covid-19 tengah melanda tak hanya warga Palestina, melainkan pula rakyat Israel sendiri.
“Artinya, Ibu Puan mengajak semua pihak, terutama Israel sebagai pihak agresor untuk menahan diri, tidak menambah beban rakyat Palestina yang tengah dirundung pandemi corona,” kata Nova Andika.
Mengutip hukum fisika Aksi-Reaksi dari Newton, menurut Nova Andika, secara alamiah sebuah aksi akan selalu direspons dengan reaksi, dan demikian pula apa yang terjadi di Gaza.
Serangan Israel kepada warga Gaza yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa, wajar bila kemudian mendapatkan balasan kelompok pejuang Palestina Hamas, dengan menembakkan sekian banyak roket ke wilayah Israel. Serangan balasan tersebut sebagaimana pemberitaan bukan saja merepotkan, tapi juga menelan korban jiwa sebagaimana serangan Israel ke Gaza sebelumnya.
“Jadi urusannya, serangan Israel kepada warga sipil Palestina itu tak lain hanya akan menambah eskalasi kekerasan yang telah lama menjadi bagian kehidupan di wilayah itu. Perang tidak akan menimbulkan apa pun kecuali korban dan nestapa di kedua belah pihak," jelas Nova Andika.
Akan halnya kecaman yang diserukan Ketua DPR RI Puan Maharani, Nova juga melihatnya sebagai konsistensi Puan terhadap tujuan pendirian NKRI yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Nova menunjuk alinea keempat dalam Pembukaan, yang antara lain berbunyi: “… dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
“Apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan satu bangsa terhadap bangsa lain. Dari Bung Karno, Ibu Puan mengetahui dengan arif hal itu sebagai exploitation de nation par nation atau penindasan satu bangsa terhadap bangsa lain. Sejak awal, negara kita menyatakan membenci penjajahan dan menghendaki kemerdekaan dan kesetaraan setiap bangsa di dunia. Jadi Ibu Puan melihat adanya kemerdekaan yang terbelenggu dalam hubungan Palestina-Israel, dan belenggu yang merantai kemerdekaan Palestina itu sudah seharusnya dipatahkan, sebagaimana negara kita mematahkan belenggu penjajahan Kolonialis Belanda pada tahun 1945,” papar Nova Andika.
Nova Andika menegaskan sikap Puan pun merupakan hal yang konkret. Ia menunjuk bahwa tidak hanya menyatakan kecaman kepada Israel, Puan Maharani juga menyerukan agar masyarakat internasional dan PBB untuk memberi bantuan kepada rakyat Palestina, termasuk prioritas bantuan vaksin Cobid-19 dan berbagai alat kesehatan.
“Itu justru seruan paling konkret, paling mendasar dan paling diperlukan rayat Palestina, apalagi di saat terjadinya pandemi Covid-19 saat ini. Pada PBB, bahkan Ketua DPR RI mendesak lembaga bangsa-bangsa itu untuk meredakan ketegangan dan membantu warga Palestina yang menjadi korban di wilayah pendudukan Israel," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, selain mengecam perilaku brutal Israel, Puan juga mendesak PBB untuk menjadikan kejadian tersebut sebagai momentum untuk memulai kembali proses perdamaian yang komprehensif dan inklusif, sesuai dengan hukum internasional, resolusi PBB, dan parameter serta konsensus internasional.
Kepada pemerintah Indonesia, Puan Maharani juga mendorong agar pemerintah terus melanjutkan peran aktifnya dalam menghentikan serangan Israel dan memberi bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.