Saat ini, terdapat 60 pasien Covid-19 yang diisolasi di tenda glamping RLC, 20 laki-laki, 40 perempuan.
"Itu peningkatan sih dari sebelumnya, jadi sebelum lebaran itu H-1 atau H+1 lebaran kota menurun banget sampai cuma 15 pasien, 20 pasien, satu minggu setelah lebaran itu meningkatnya cukup drastis sih," kata Azzahra, dokter jaga RLC.
Azzahra menyebut, dari 60 pasien tersebut setengahnya merupakan ART.
Usai lebaran, banyak ART yang mudik, dan saat kembali, majikannya meminta mereka untuk tes Covid-19.
"Makanya sekarang sudah 60 pasien kan dan itu rata-rara memang karena pembantu rumah tangga yang diswab oleh majikannya, klaster ART," ujarnya.
Selain karena mudik, ada juga pasien Covid-19 yang merupakan ART baru datang ke Tangsel.
"Dan makanya dari kami juga makanya mengapa perempuan bisa sampai 40 juga karena kan ART banyak yang perempuan. Yang laki-laki juga ada sih ART," paparnya.
Selain diduga tertular di kampung, para ART juga bisa saja terpapar Covid-19 saat di kendaraan menuju Tangsel.
Terlebih, mayoritas ART kembali dari mudik menggunakan travel ataupun mobil pribadi yang tidak mensyaratkan surat hasil tes Covid-19.
"Kan biasanya menggunakan travel ya. Kan kalau di travel biasanya enggak perlu swab antigen kadang-kadang."
"Biasanya kalau yang perlu (swab test antigen) kereta sama pesawat. Rata-rata mereka (ART) pakai travel atau pakai mobil pribadi," ujarnya.
Muncul Klaster ART di Tangsel, Kepala Dinas Kesehatan Bocorkan Penyebabnya: Mereka Kan Mudik
Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel), Allin Hendalin Mahdaniar menjelaskan tentang munculnya klaster penularan Covid-19 kalangan asisten rumah tangga (ART).
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, saat ini Rumah Lawan Covid-19 Tangsel tengah merawat 60 pasien.