News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Jenazah Pasien Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Perajin Peti Jenazah Kewalahan

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beredar foto di media sosial Twitter memperlihatkan truk berpelat merah dengan nomor polisi kode B dipakai mengangkut peti jenazah kasus Covid-19. Pada bagian depan truk, terpasang spanduk putih dengan tulisan warna hijau 'Mobil Angkutan Jenazah'.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Covid-19 makin menggila, hal ini terlihat dari beberapa hal.

Yang paling mencolok ialah jenazah pasien Covid-19 yang kini diangkut menggunakan truk.

Seiring dengan itu, sejumlah perajin peti jenazah mulai kewalahan terima orderan khusus dari RS rujukan Covid-19.

Terakhir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tarik rem darurat.

Ada 11 poin aturan lengkap pembatasan kegiatan di DKI Jakarta

Jenazah Covid-19 Dibawa Naik Truk, Ambulans Tak Mungkin Lagi

Pemprov DKI Jakarta bakal menggunakan truk sebagai kendaraan pengangkut jenazah Covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri dalam rapat bersama Komisi C DPRD DKI Jakarta.

Dalam rapat itu awalnya Edi menjelaskan soal anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) 2021 yang saat ini sudah digunakan untuk penanganan Covid-19 dan tersisa Rp 186 miliar.

Ia menyebut dana BTT selama ini digunakan untuk membeli peti jenazah bagi pasien Covid-19.

"Uang ini tinggal Rp 186 miliar dari Rp 2,133 triliun. Sudah terpakai buat apa saja? Dari Rp 186 miliar, sudah digunakan nih untuk peti jenazah," ucapnya, Rabu (23/6/2021).

Beredar foto di media sosial Twitter memperlihatkan truk berpelat merah dengan nomor polisi kode B dipakai mengangkut peti jenazah kasus Covid-19. (Twitter @nicolaslkh)

Lalu Edi bercerita, kemarin dalam satu hari ada 146 jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19.

Jumlah ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan pada gelombang pertama Covid-19 yang terjadi 2020 lalu.

"Gelombang satu tertinggi 75 orang dalam satu hari, itu gelombang satu tahun lalu. Tahun ini baru jam 18.00 WIB sudah ada 146 orang," ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini