"Dapet kabar dari temen kayak begini (insiden kebakaran) langsung saya nangis berarti apa yang almarhum ngerasain, saya ngerasain," katanya dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
Terlebih kata Isa, semasa Ilham hidup dan sebelum terjerat pidana, dirinya menjadi orang yang selalu merawat dan membina Ilham, mengingat kini kata dia, hanya dirinya dan Ilham yang tinggal bersamaan.
Kedekatan tersebut yang menurut Isa menjadi kekuatan batin dan emosional antara kakak beradik itu, sehingga apapun yang dirasakan Ilham turut dirasakan Isa, sekalipun dalam insiden kebakaran ini.
"Iya (kontak emosional), memang saya yang ngebina sih. Saya semua. Saya sekarang sisa bertiga (bersaudara). Saya, kakak, sama dia (almarhum Ilham)," ucap Isa.
Bahkan dirinya dapat memastikan, saat kondisi Lapas terbakar itu, sang adik meneriakkan atau menyebutkan namanya.
Hal itu dia pastikan karena saat terbakarnya Hotel Prodeo tempat Ilham dibina tersebut, Isa turut merasakan apa yang adiknya rasakan.
"Pas kejadian itu saya bisa merasakan pasti menyebut nama saya, pas dia kebakar itu, pasti dia menyebut nama saya, karena saya ngerasain," katanya sambil menangis seraya menutup perbincangan.