"Kasus pelaku dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau mengeluarkan perbuatan yang bersifat bermusuhan dan perbuatan yang disertai ancam kekerasan," kata Aloysius di Bekasi.
Pertama, dia dijerat Pasal 16 junco Pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
Selain itu, tersangka juga dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan.
Baca juga: Minta Polisi Bertindak, Lulung Kecam Keras Aksi Hina Suku Betawi di Bekasi
"Pasal 335 KUHP kemudian pasal 16 juncto pasal 4 UU RI nomor 40 tahun 2008, ancaman hukumannya 5 tahun (penjara)," katanya.
Aloysius menambahkan, perbuatan tersangka VLL diduga menghina etnis atau Suku Betawi saat dia sedang marah lalu direkam dan viral di media sosial.
"Dia mengumpat dengan kata-kata yang bersifat SARA (Suku, Ras, Agama), kejadian tersebut direkam dalam video yang kemudian viral," terangnya.
Sebelumnya, mewakili ormas Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Perkumpulan Advokat Betawi (Padi) melaporkan pelaku ke Polda Metro Jaya.
"Hari ini sebagai masyarakat Betawi dari Bamus Betawi dan Perkumpulan Advokat Netawi (Padi) melaporkan oknum tersebut dengan dugaan pasal penghinaan etnis. Apa yang diucapkan VN di Bekasi itu sangat tidak etis dan berpotensi memancing reaksi dari masyarakat Betawi," ujar Ketua Dewan Penasihat Padi, Ramdan Alamsyah di Polda Metro Jaya, Jumat (15/10/2021).
Alasan lain Ramdan melaporkan penghinaan suku Betawi ini lantaran proses tindak lanjut kepolisian yang belum terlibat pascakejadian viral itu.
Baca juga: Minta Polisi Bertindak, Lulung Kecam Keras Aksi Hina Suku Betawi di Bekasi
Terlebih suku Betawi tidak seperti apa yang pihak terlapor ucapkan yang dianggap bodoh dan berpotensi memancing reaksi massa.
"Setelah kejadian beberapa hari kemarin belum ada tindakan secara ril yang dilakukan kepolisian. Maka kami berinisiatif melapor sekaligus untuk meredam reaksi berlebihan dari masyarakat betawi," jelanya.
Ramdan menambahkan, apa yang diucapkan VN sangatlah mencederai persatuan masyarakat dalam bingkai kebhinnekaan.
Sebab apa yang diucapkan VN dinilai melecehkan harkat martabat masyarakat pribumi di Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Komunitas Tenun Jakarta Kembangkan Kreativitas Budaya Betawi di Tengah Pandemi
"Karena ada ungkapan kebencian yang merendahkan martabat dan etnis betawi. Kami sangat hormati keragaman, kebhinnekaan oleh karena itu ungkapan oknum itu sangat mencederai makna bhinneka tunggal ika itu sendiri," kata Ramdan.