Sebagai contoh, Pemprov DKI Jakarta lebih memprioritaskan menambah jalur pedestrian dan jalur sepeda yang memang dibutuhkan warganya daripada harus memperlebar jalan atau menambah jalan tol.
Kenapa pedestrian? Karena semua warga di DKI Jakarta sudah pasti memiliki kaki yang membutuhkan sarana pedestrian.
Tidak sedikit masyarakat Indonesia di perkotaan yang khawatir jika anak-anaknya berjalan kaki atau bersepeda di jalan raya karena tidak tersedia jalur yang cukup layak.
Lalu apa saja kerangka Jakarta City 4.0? Jakarta City 4.0 memiliki 2 tujuan, yaitu menjadikan kota yang inovatif dan menciptakan kebahagiaan bagi warganya.
Kuncinya Inovatif dan Bahagia
City 4.0 memiliki 3 nilai, yaitu sustainable environment (keberlanjutan lingkungan), pertumbuhan ekonomi, dan kualitas hidup.
Jakarta 4.0 akan diukur melalui 7 indikator, yaitu smart mobility, smart environment, smart economy, smart people, smart branding, smart living, dan smart governance.
Mobilitas, lingkungan, ekonomi, orangnya, kehidupan, dan pemerintahannya smart.
Jakarta City 4.0 membentuk smart governance. Pelayanan terintegrasi, kebijakan berbasis data, penggunaan data besar, perizinan secara online, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat diakses secara online serta berbagai parameter lainnya.
“Jakarta 4.0 itu intinya menjadikan Kota Inovatif dan menjadi problem solver serta mengetahui kebutuhan masyarakatnya, ujungnya untuk membahagiakan masyarakatnya,” kata Atika.
APLIKASI JAKI
Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha mengatakan, Pemprov DKI melakukan pengumpulan, pertukaran, dan sinkronisasi data dalam sistem Master Data Management.
Kemudian, menyediakan layanan Application Program Interface yang dapat digunakan untuk mengintegrasikannya dengan layanan website atau aplikasi yang sudah dikembangkan.
Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta menyediakan platform sebagai pusat informasi dan layanan satu pintu baik dalam bentuk platform website (Jakarta.go.id) maupun platform aplikasi (Jakarta Kini – JAKI).