Oleh: Pdt. Shephard Supit
Gembala Jemaat GBI Gereja Rakyat, Ketua PGI Jakarta 2015-2020
TRIBUNERS - 19 Desember 2019. Saya berdiri menyaksikan sekelompok Paduan Suara beranggotakan 30 orang Ibu-Ibu jemaat Gereja menaikkan pujian “Kami Memuji Kebesaran-Mu”, saduran dari “How Great Thou Art”, diiringi dengan tiupan sangkakala yang bertalutalu.
Sebagai hamba Tuhan, hati saya bergetar.
Bukan hanya karena nyanyiannya, tapi karena tempat di mana paduan suara itu berdiri.
Tepat di belakangnya berdiri tegak Patung Selamat Datang, di Bundaran Hotel Indonesia.
Sekitar 1,3 kilometer dari titik ini, di jalan Thamrin berdiri tegak Pohon Natal yang dibuat dari bahan bekas, dirangkai oleh siswa/i Yayasan Tarakanita, Suster dan Jemaat di Gereja Katolik Keluarga Kudus, dan para Pasukan Oranye dari Pemprov DKI.
Sesudah 74 tahun Indonesia merdeka baru kali ini bisa terjadi.
Saya bersyukur diberi kesempatan menyaksikan Christmas Carol dan berdirinya pohon Natal di ruang publik, tepat di jantung Ibukota Republik ini!
19 Desember 2021. Saya ikut menghadiri Christmas Market di Plaza Fatahillah Kota Tua, menyaksikan pertunjukan video mapping dan Christmas Carol yang membuat perayaan Natal di tengah-tengah masa memprihatinkan ini menjadi lebih bermakna.
Perjalanan dua tahun terakhir ini mungkin adalah masa paling penuh pelajaran bagi umat Kristiani di tanah air.
Kita menutup 2019 dengan sukacita saat Natal dirayakan dengan meriah, namun mengarungi 2020 dan 2021 dengan seribu satu cerita tentang pergumulan menghadapi krisis Kesehatan dan juga ekonomi.
Tak terhitung jumlah jemaat yang terdampak, dari kehilangan pekerjaan sampai kehilangan keluarga yang berpulang ke Rumah Tuhan.
Dalam Kolose 1:23 Rasul Paulus berpesan bahwa umat Kristiani harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang.
Inilah yang kiranya menjadi pegangan bagi segenap umat selama sejarah panjang perkembangan Gereja di tanah air, terutama dalam berbagai tantangan yang dihadapi semasa pandemi.