TRIBUNNEWS.COM - Krisis air bersih melanda warga tiga kampung di wilayah Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.
Sebanyak tiga kampung, yakni perkampungan Blok Limbah, Blok Eceng, dan Blok Empang sudah sejak lama tidak mendapat air bersih.
Untuk itu, sejumlah warga meminta Pemprov DKI Jakarta segera memberikan fasilitas pelayanan air bersih.
Hal tersebut, disampaikan oleh Muslimin, warga Muara Angke yang turut datang ke Balai Kota DKI Jakarta.
Baca juga: Berpotensi Jadi Destinasi Wisata, ADCP Segera Kembangkan 6 Area Komersial di Jakarta dan Bekasi
"Kita sudah bermukim di sini sejak tahun 1980-an ya, hingga saat ini kita belum mendapatkan pelayanan air bersih dari pemerintah," kata Muslimin, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (23/2/2022).
"Untuk itu, Selasa (22/2/2022) kami sepakat untuk datang ke Balai Kota terkait pelayanan air bersih," imbuhnya.
Saat ini, lanjut Muslimin, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga membelinya dari para tukang gerobak air.
"Warga membeli dari para tukang gerobak air, yang kita beli satu pikulan seharga Rp 5 ribu, tetapi bervariasi, tergantung jaraknya," jelasnya.
Dalam satu bulan, ia harus mengeluarkan uang lebih dari 1 juta guna membeli air bersih yang digunakan untuk mandi.
Muslimin berharap, Pemprov DKI segera membangun saluran air bersih agar kebutuhan warga tercukupi.
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Lampung Ricuh, Ibu Rumah Tangga Pingsan, Penjarahan Tak Terhindarkan
Sementara itu, warga RW 22 Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, meminta Pemprov DKI Jakarta menyediakan layanan air bersih.
Khususnya, di tiga kampung di wilayah tersebut, yakni Blok Eceng, Blok Empang, dan Blok Limbah.
Dikutip dari Kompas.com, Nurweni (33), warga Blok Eceng RT 12 RW 22 Muara Angke, mengatakan dirinya harus mengeluarkan Rp 400 ribu per bulan hanya untuk membayar air bersih.
Itu pun hanya air yang digunakan untuk minum.