"Awal Maret ini (2022) kami kirim surat ke Kapolri hingga Kompolnas," ujar Mardoto lewat sambungan telepon, Sabtu (26/3/2022).
Kendati sudah lebih dari tiga pekan sejak surat itu dilayangkan, Susmardoto mengatakan dirinya belum menerima respon hingga saat ini.
"Belum ada jawaban mas sampai saat ini, mungkin dari teman media bisa cari juga informasinya," harapnya.
Susmardoto mengatakan, upaya lain yang ia lakukan saat ini adalah menggalang dukungan dari petisi daring untuk mendorong pihak kepolisian membongkar kasus kematian Akseyna.
Bahkan, ia berujar petisi tersebut kini sudah ditandatangani oleh lebih dari 100 ribu warganet.
"Kami sampai saat ini masih terus mencari keadilan, dan berharap polisi dapat mengingkap pelakunya. Tahun ini juga kami dibantu waganet buat petisi untuk neneruskan kasus ini agar bisa dituntaskan, dan sudah ada 104 ribu orang lebih yang tandatangani petisi ini," jelasnya.
Sabtu (26/3/2022) merupakan tepat tujuh tahun kematian Akseyna yang jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga Universitas Indonesia, Beji, Kota Depok.
Kematian remaja yang karib disapa Ace ini menyisakan misteri yang belum terkuak dan banyak kejanggalan di dalamnya.
Pihak keluarga meyakini Akseyna meninggal dunia akibat dibunuh oleh seseorang.
Keyakinan tersebut lah yang hingga kini masih dipegang teguh oleh ayahanda almarhum Akseyna, Susmardoto.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kasus Kematian Akseyna di Danau UI Jalan di Tempat, Ayah Cari Keadilan: Polisi Terakhir Update 2018,
Penulis: Dwi Putra Kesuma