Dinyinyirin Tetangga
Hampir 12 hari tinggal bersama sang suami di rumahnya yang bersebelahan dengan Kali Krukut, Pondok Labu, Cilandak, Arzum mengalami shock culture alias gegar budaya.
Perjuangan dua tahun menabung terbayar tuntas. Rindu dan kangen kepada orang terkasih terbayar.
Bayangkan, empat hari setelah menikah pada 18 Agustus 2019, Arzum harus kembali ke Austria.
"Saya kangen, udah main peluk aja enggak peduli orang lain. Awan juga langsung memeluk Melodi," kata Arzum menceritakan saat bertemu Awan di Bandara Soekarno-Hatta.
Jauh berbeda dengan lingkungan yang individualis, Arzum perlahan mulai menikmati budaya di Indonesia termasuk nyinyiran tetangga.
Baru beberapa hari tinggal serumah dengan Awan (sapaan akrab suaminya), Arzum merasakan komentar miring.
"Sama tetangga-tetangga, jujur saya agak gimana ya. Kaget juga sih dengar omongannya," kenang Arzum.
Nyinyiran mereka menyoal fisiknya yang tak seperti pertama kali dilihat saat pesta pernikahan di rumah Awan pada 2019 silam.
Manusiawi, Arzum pun agak jengkel karena nyinyiran tetangga menjurus body shaming.
Begitu berlangsung beberapa hari. Awalnya biasa, lama kelamaan mangkel juga.
"Kalau (tetangga) lewat dibilang, 'kamu gendut ya sekarang.' Itu yang buat saya awalnya biasa, tapi karena tiap hari dikomenin begitu jadi tersinggung," lanjutnya.
Padahal, ia sudah berusaha menurunkan berat badannya itu.
Dua tahun pisah karena pandemi