"Dia (DAP) berlindung di bak kamar mandi dan masuk ke dalam air. Dia meninggal di jalan menuju rumah sakit. Saya bopong, saya gendong, kulitnya terasa kebakar, saya pegang kulitnya kayak meleleh," kata Yoga.
Baca juga: Jadi Tersangka, Dua Petugas Lapas Tangerang Kini Resmi Dinonaktifkan
Dikesempatan yang sama, Yoga juga memaparkan apa yang dilihatnya secara langsung saat api mengamuk di Blok C2.
"Dari HT ada yang teriak izin blo C kebakaran. Reflek saya cari ke blok C dan gerbang ke belakang tutup, dan saya lompat pagar," kata Yoga.
"Ternyata di gerbang blok C sudah ada kebuka. Pintu blok c udah kebuka, dan di situ sudah wakil komandan. Yang kebakar pertama blok C2, belum dibuka," paparnya lagi.
Saat api membara, hanya ada hitungan jari sipir yang berada dekat di blok C2 termasuk Yoga.
Ia menjelaskan, jarak dirinya dengan pusat api sangat dekat hanya berjarak tiga sampai empat meter.
Pada jarak tersebutlah, sel-sel tengah terbakar api bersama para narapidana yang terjebak di dalamnya.
Seakan terpanggang hidup-hidup.
"Ya Allah maaf saya masih kebayang kejadiannya. Saat api sedang besar, maaf banyak tangan cuma nempel di sel-sel, dan ada satu belum terbuka, saya pegang kunci, saya memberanikan diri," cerita Yoga.
"Jujur saya takut, lebih takut lagi pasti yang di dalem. Jarak 3-4 meter panasnya luar biasa," sambungnya sambil memeramkan mata seakan membayangkan kejadiannya.
Ketika nekat membuka sel tersebut di tengah kobaran api, para narapidana pun berebut untuk keluar sel di tengah pintu yang sempit.
Alhasil, kata Yoga, ada satu narapidana yang terpeleset dan menyebabkan akses pintu terhambat.
Ngerinya, api terus membakar sekeliling tanpa ampun ketika narapidana pada terjatuh untuk menyelamatkan diri masing-masing.
"Ada satu WBP jatuh di pintu, karena di belakang lanik jadi belakang jatuh dan numpuk semua di pintu itu. Empat kali tarikan paling bawah dan keluar semua orangnya, kayaknya karena licin kena air dan APAR lantainya," terang Yoga.