TRIBUNNEWS.COM - Kasus 11 santriwati diduga menjadi korban pelecehan terjadi di pondok pesantren wilayah Beji, Depok, Jawa Barat.
Pelaku pelecehan yang dilaporkan ke polisi sebanyak 5 orang yang terdiri dari guru dan 1 kakak kelas korban.
Kasus pelecehan 11 santriwati mulai terungkap saat seorang korban jatuh sakit.
Korban tersebut kemudian mengaku menjadi korban pelecehan pelaku.
Bagaimana update kasus ini ? Berikut informasinya lengkapnya dirangkum dari TribunJakarta.com dan Kompas.com, Jumat (1/7/2022):
Baca juga: 4 Guru dan 1 Kakak Kelas Diduga Cabuli 11 Santri di Depok, Terungkap karena Ada 1 Korban Sakit
Penjelasan pemilik ponpes
Pemilik ponpes bernama Ahmad Riyadh menjelaskan, dirinya mendukung penuh pihak kepolisian untuk mengungkap kasus dugaan pelecehan terharap 11 santriwatinya.
Ahmad sendiri sudah dimintai keterangan penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"Saya menjawab apa adanya terhadap pertanyaan dari Polda, dalam hal ini saya mendukung proses yang dilakukan bapak bapak polisi, tidak ada yang saya tutupkan," katanya, dikutip dari TribunJakarta.com.
Ahmad kemudian membeberkan, dari 3 guru yang dilaporkan hanya 1 pengajar yang berstatus aktif.
Ia sedang mengambil cuti lantaran mengalami kecelakaan.
Sementara 2 guru lainnya massa mengajarnya sudah selesai. Kini, mereka berstatus sebagai relawan.
"Mereka sudah selesai pengabdiannya, dia itu semacam relawan dia mengajar hadroh, pramuka," urai Ahmad.
Sedangkan 1 terduga pelaku lagi kata Ahmad, merupakan kakak senior.
Baca juga: 11 Santriwati di Ponpes Depok Diduga Dilecehkan 3 Guru dan 1 Senior, 5 Korban Melapor