Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkumpulan Marga Hutabarat se-Jabodetabek akan menggelar aksi menyalakan 4.000 lilin untuk mengenang 40 hari kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Plaza Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022).
Terkait itu, Kapolsek Menteng AKBP Netty Rosdiana Siagian mengatakan hingga kini pihaknya belum menerima pemberitahuan perihal aksi tersebut.
Meski begitu, Netty menyebut pengamanan tetap akan dilakukan oleh pihak kepolisian terkait adanya kegiatan tersebut.
"Tetap kita mengawal dengan pendekatan persuasif humanis. Kita kawal karena ini kaitan dengan kemanusiaan," kata Netty saat dihubungi, Kamis (18/8/20222).
Baca juga: Mahfud MD Yakin Tersangka Pembunuhan Brigadir J akan Bertambah
Netty belum mengetahui berapa jumlah peserta yang akan hadir dalam kegiatan tersebut.
Namun, dia meminta kepada peserta aksi tersebut untuk tetap mengukuti peraturan yang ada agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat lain.
"Itu belum ada pemberitahuan. Tapi kita menghargai saja. Yang jelas jangan sampai menganggu ketertiban umum, fasilitas-fasilitas umum. Kalau mereka nanti mau adakan di wilayah kita, di TIM saja," ucap Netty.
Kegiatan menyalakan 4.000 lilin itu rencananya akan dilakukan di Plaza Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat sekira pukul 18.30 WIB pada Kamis (18/8/2022).
Adapun poster yang beredar, kegiatan itu bertemakan 'Justice for Joshua, 4.000 lilin 40 hari kematian Brigadir J di TIM, Jakarta 18 Agustus 2022'.
"Iya betul di Plaza TIM ya. Itu kan digelar dari perkumpulan Hutabarat seJabodetabek cuman kalau ada yang mau ikut kita bolehkan siapa aja. Karena ini bukan urusan orang Batak aja jadinya," kata Aktivis senior, Irma Hutabarat saat dihubungi, Kamis (18/8/2022).
Irma mengatakan aksi menyalakan 4.000 lilin ini dilakukan sebagai bentuk dorongan moril kepada keluarga Brigadir J.
Selain itu, Irman menuturkan ada sejumlah tuntutan atas aksi tersebut di antaranya soal dugaan perampasan uang Brigadir J di dalam rekening miliknya oleh Ferdy Sambo dan ajudannya setelah meninggal dunia.
"Kita kan lagi ke Jambi saya sama tim pengacara sama Pak Johnson mau ketemu orang tua Yoshua. Yang terakhir itu kan rekening orang mati masih bisa ditransfer tanggal 11. Orangnya meninggal tanggal 8. Itu kan artinya harus ditelusuri melalui uangnya. Jadi ada digital forensik handphone nya Putri, Sambo dan orang-orang yang terlibat itu. Kalau itu bisa ditelusuri maka bisa ketahuan," ucapnya.