Keuntungannya yang diambil pun menjadi lebih sedikit yakni hanya Rp 1.500 per liternya dari harga yang tertera yakni Rp 14.500.
"Akhirnya itu jam 4 saya ngisi sampai Maghrib ga ada yang mau orang jual Rp 17 ribu, sudah saya turunin saja Rp 16 ribu, akhirnya tidak sampai pukul 24.00 sudah abis, jadi saya pikir ini Rp 16 ribu saja, ngertiin pasar," kata dia.
Baca juga: Sikapi Kenaikan BBM, Besok PB PMII Kerahkan Ribuan Kader, Geruduk Istana Negara
Hal senada juga disampaikan Rudi, seorang pedagang bensin eceran ini juga menyatakan demikian.
Sebagian besar masyarakat kata dia, banyak yang mengeluhkan harga bensin eceran naik.
Bahkan beberapa kali ada yang tidak jadi membeli akibat harga yang dibanderol cukup tinggi.
Alhasil, agar tetap stok yang dijual tetap laku, Rudi juga turut menurunkan harga untuk bensin jenis Pertamax.
"Jadinya mereka (masyarakat, red) itu kagetnya itu karena gak punya informasi, akhirnya gajadi beli, nyari yang lain gitu, ya silakan," ucap Rudi.
Kendati demikian, Rudi mengaku bakal tetap berjualan bensin eceran meski harga saat ini sudah naik.
Sebab kata dia, masih ada yang dipertanggungkan dalam hal ini anak beserta keluarganya.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, untuk saat ini para penjual bensin eceran membanderol harga berbeda untuk jenis Pertalite dan Pertamax.
Untuk Pertalite, dominan mereka membanderol harga Rp 12.000 per liter dari harga yang ditetapkan pemerintah Rp 10.000 per liter.
Sedangkan Pertamax Rp 16.000 per liter dari harga yang ditetapkan pemerintah Rp 14.500 per liter.