Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran kembali melanda ibu kota Jakarta.
Kali ini, si jago merah menghanguskan sembilan bangunan di Jalan Minangkabau Dalam, RT 08 RW 014, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (4/9/2022) malam.
Sembilan bangunan itu terdiri dari lima rumah kontrakan dan empat rumah pribadi.
Kini bangunan tersebut hanya tersisa puing-puingnya saja.
Tampak pecahan kaca, tripleks, hingga kayu berserakan.
Baca juga: Kebakaran Hanguskan Enam Kontrakan di Setiabudi, 19 Mobil Pemadam Dikerahkan
Salah satu warga, Dika (23) kembali menceritakan detik-detik terjadinya kebakaran itu.
"Sebelum kejadian, saya masih di atas," ujarnya saat ditemui di lokasi pengungsian di RPTRA Kebon Sawo, Menteng Atas, Setiabudi, Senin (5/9/2022).
"Terus saya mau ke warung, akhirnya ke warung. Pas balik, api sudah gede. Saya ke warung sekitar 10 menitan," tambah dia.
Mengetahui kebakaran itu, Dika langsung berusaha masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan neneknya yang menginjak usia 70 tahun.
Saat itu, sang nenek sedang tidur di lantai 2 sehingga tidak mengetahui ada kebakaran.
Ia kemudian menyelamatkan neneknya dengan cara membopong dari rumah yang sudah dikepung api.
"Terus saya selamatkan nenek pas lagi tidur. Nggak tahu (dia) kalau ada kebakaran," kata Dika.
Warga lainnya pun tidak mengetahui adanya api yang disebut berasal dari lantai 2 rumah kontrakan.
"Saya pertama kali teriak kebakaran. Di situ warga nggak ada yang cium bau kebakaran," tutur dia.
"Mamang (paman) saya juga nggak tahu ada kebakaran," sambungnya.
Usai menyelamatkan sang nenek, Dika dibantu pamannya berusaha memadamkan api.
Namun, si jago merah justru semakin membesar.
"Mamang saya langsung turun ke bawah buat bantu siram. Setelah itu, petugas Damkar datang," kata dia.
Dika mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam rumah.
Meski begitu, ia bersyukur dirinya dan sang nenek serta pamannnya selamat dari kebakaran itu.
"Alhamdulillah nggak ada luka. Saya nggak sempat selamatkan barang-barang," ujarnya.
Kini, yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badan dan ponsel yang dibawanya saat ke warung.
Dika, sang nenek, dan pamannya untuk sementara tinggal di lokasi pengungsian di RPTRA Kebon Sawo.
"Semalem di SDN Menteng Atas 14 dulu, baru pagi tadi dipindahkan ke RPTRA," katanya.
Dika mengaku saat ini membutuhkan pakaian untuk mengganti yang lama dengan baru.
"Yang dibutuhkan pakaian saat ini. Bantuan makanan sudah lumayan banyak dari semalam. Logistik juga sudah ada," ujar dia. (m31)