Irjen Asep Hendradiana pun mengatakan Malika kerap mendapat perilaku kekerasan selama ia diculik Iwan Sumarno.
Asep menjelaskan, hal itu didapatkanya dari keterangan MA pada saat menjalani asesmen pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Secara umum bilamana dilakukan sesuatu hal yang tidak sesuai dia (MA) akan disentil seperti itu," kata Asep.
Baca juga: Rekam Jejak Penculik Bocah di Gunung Sahari Jakpus: Pernah Dipenjara 7 Tahun Kasus Pencabulan Anak
Untuk memperdalam hal ini, Asep mengatakan pihak dokter dan tim medis RS Polri akan terus berupaya menggali hal itu terhadap MA.
Akan tetapi, untuk mengetahui apa yang dialami MA itu membutuhkan proses, mengingat usia korban yang masih anak-anak sehingga perlu kesabaran.
"Perlu proses perlu waktu sehingga ada keterbukaan hubungan antara ananda Malika dengan tim dokter yang ditunjuk," ucapnya.
Terpisah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, dari hasil visum itu ditemukan adanya sejumlah luka memar di tubuh korban.
Luka memar itu diindikasikan karena adanya kekerasan berupa tendangan dan sentilan yang dilakukan Iwan Sumarno.
"Terdapat kekerasan fisik berupa sentilan di bibir ananda M dan kekerasan diperkirakan tendangan di pinggang," ujarnya.
3. Tak Ditemukan Ada Kekerasan Seksual
Berdasarkan hasil visum, selama 26 hari bersama penculiknya, Malika dipastikan tidak mengalami kekerasan seksual.
"Hasil visum yang telah kita dapatkan hari ini disini memang tidak ditemukan tidak terjadi kekerasan seksual terhadap ananda M," kata Zulpan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (3/1/2023).
4. Didoktri Tak Keluar Gerobak
Kombes Endra Zulpan pun mengungkap pelaku senantiasa menekan korban agar menuruti kemauannya.